Lihat ke Halaman Asli

Bledhek

____________

Kala Temanku Pergi

Diperbarui: 21 Januari 2021   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. HMJI PPKn FIS UNM

Kala Temanku Pergi

Petir menyambar serasa mengenai sasaranya
Kilat menyabet tepat di tengah dada
Bergetar itu belum seberapa
Membiru sekujur tubuh tak ada artinya
Menyapu secara bersamaan
Kabar duka datang begitu saja
Engkau
Teman, teman setia
Pergi untuk selamanya
Belum sempat ucapkan salam perpisahan
Belum sempat kita bercanda tentang indahnya kemenangan
Kita masih berlari
Terseok-seok sambil mengurut kaki
Hanya tawa sekilas kadang-kadang usir sepi
Tarik kecewa menghadapi hari
Engkau
Telah pergi
Dari tempatku tangan tengadah
Dari tempatmu jasad terbujur basah
Ya Rab...

Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu wa akrim nuzulahalu wa wassi' mudkhalahu waghsilhu bilmaa`i wats tsalji wal baradi wa naqqihi minal khathaayaa kamaa naqqaitats tsaubal abyadla minad danasi wa abdilha daaran khairan min daarihi wa Ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhilhal jannata wa a'idzhu min 'adzaabil qabri au min 'adzaabin naar....

Kabulkan permohonan kami
Aamin

(Puisi untuk Kompasianer Arman Syarif, setahun lalu namamu pernah terukir indah di ruang ini "Kompasianer teraktif 2019")

TB, 21 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline