Baru kali ini aku benar-benar harus googling dalam waktu yang lama. Yang ingin aku cari sebenarnya cuma satu. Yaitu ikan "Puyau", tapi tidak ada. Nama lain yang aku tau dari ikan tersebut tidak ada.
Setelah sekian lama, akhirnya ketemu juga. Ikan "puyau" begitu orang Kalimantan Selatan menyebutnya. Ketika kecil masyarakat "Pehuluan", daerah Banua Lima (Sungai Banar-Amuntai Selatan, Amuntai, Alabio, Kelua, dan Negara) hingga menyebar ke seantero kalsel dikenal dengan ikan "puyau".
Di daerah tempatku tingal, begitu banyak jenis ikan ini. Kami menyebutnya saluang, puyau lamah, puyau karas, lampam, saluang sangin, mangkiih, dan masih banyak nama lainnya.
Bentuknya memang berbeda, makanya diberi nama yang berbeda. Demikian juga ukurannya ketika dewasa.
Namun, setelah sekian lama googling akhirnya aku temukan juga. Ikan bernama Brek (wikipedia.com) termasuk dalam famili Cyprinidea, genus puntius, dan spesies pontius orphoides. Orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan ikan wader.
Ada yang menyebut wader pari, wader lanjaran, wader besar, Jadi semua ikan yang mirip dengan wader disebut wader (saluang atau puyau). Walau nama dan jenisnya begitu banyak. Sesuai dengan daerah masing-masing.
Mereka hidup secara bergerombol di sawah, rawa, danau, dan got-got pengairan sawah. Di alam liar jumlahnya begitu banyak dan melimpah.
Adapun semua jenis ikan yang disebutkan di atas tekstur dagingnya hampir semuanya sama ketika dimasak. Tinggal besar dan kecil ukurannya. Ciri khas ikan tersebut memiliki tulang yang begitu banyak. Makanya mereka yang berasal dari daerah jawa, dan sunda lebih sering menggoreng ikan jenis ini dengan gorengan yang sangat kering (krispi).
Mereka yang tidak terbiasa makan ikan ini dalam kondisi masakan basah dan tidak krispi lebih sering "kleleken tulang" atau "ketulangan". Makanya anak-anak kadang kapok jika harus makan ikan jenis ini. Termasuk orang dewasa yang tidak hati-hati ketika memakannya.
Cara mendapatkan ikan ini pun bermacam, ada yang dengan jala, rempa, wuwu, tempirai. dan yang paling seru adalah dengan memancingnya.
Keistimewaannya adalah dengan umpan yang sama berupa roti yang dikepal-kepal dengan air sehingga menjadi adonan keras lalu dibuat bulatan-bulatan kecil kemudian ditaruh pada pancing yang sangat kecil (ukuran pancing no.5).