Lihat ke Halaman Asli

Arif NurHidayat

Guru Sekolah Dasar

Menyambut Era Digital: Peran Literasi Digital dalam Pendidikan Dasar di SDN Singopadu Tulangan

Diperbarui: 12 November 2024   13:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Artikel ini ditulis oleh : Arif Nur Hidayat, S.Pd bersama Dr. Nurul Istiqfarah, S.Pd., M.Pd. 

Di era digital yang terus berkembang, penting bagi generasi muda untuk memiliki literasi digital sejak dini. Literasi digital bukan hanya tentang cara menggunakan perangkat teknologi, tetapi juga bagaimana kita memahami, menilai, dan menggunakan informasi digital dengan bijak.

 SDN Singopadu, Kecamatan Tulangan telah menjadi contoh inspiratif dalam penerapan literasi digital di tingkat sekolah dasar, memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa-siswinya agar mampu menghadapi tantangan zaman.

Mengapa Literasi Digital Itu Penting?

Pada dasarnya, literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi yang didapat dari dunia digital. Kemampuan ini termasuk mencari informasi, menilai keakuratan, dan berbagi dengan cara yang bijaksana. Di era "banjir informasi" ini, siswa tidak hanya perlu tahu cara mengakses internet, tetapi juga bagaimana memilih informasi yang akurat, menghindari hoaks, dan memahami etika dalam berinteraksi secara online.

Program Literasi Digital di SDN Singopadu Tulangan

SDN Singopadu Tulangan telah merintis program literasi digital yang mempersiapkan siswa-siswinya menjadi generasi cerdas digital. Program ini melibatkan beberapa tahap pengembangan, yaitu:

  1. Pengenalan Teknologi dan Akses Informasi: Di tahap awal, siswa diperkenalkan dengan perangkat dasar seperti komputer dan tablet. Mereka juga dilatih untuk menggunakan internet secara aman dan mengidentifikasi sumber informasi yang dapat dipercaya.
  2. Pengelolaan dan Penyaringan Informasi: Dalam tahap ini, siswa diajarkan untuk tidak langsung menerima semua informasi yang ditemukan di internet. Mereka belajar untuk menyaring informasi, memilih sumber yang kredibel, dan mengabaikan yang tidak bisa dipercaya.
  3. Kreasi Konten Digital: Salah satu kegiatan yang menarik adalah pembuatan konten digital oleh siswa. Dengan bimbingan guru, siswa belajar menggunakan aplikasi seperti Canva untuk membuat poster edukatif. Hal Ini tidak hanya mendorong kreativitas mereka, tetapi juga membantu mereka menguasai alat-alat digital yang bermanfaat.
  4. Etika dan Keamanan Digital: Siswa belajar tentang pentingnya beretika di dunia maya, menghormati privasi, serta tidak sembarangan membagikan informasi pribadi. Edukasi ini juga mencakup cara mengenali hoaks dan menghargai hak cipta atas konten yang mereka buat atau  temui.

Studi Kasus: Pekan Literasi Digital

Di SDN Singopadu, terdapat program bernama "Pekan Literasi Digital" yang diadakan untuk melatih siswa bekerja sama dalam tim dan menyelesaikan proyek berbasis teknologi. Misalnya, siswa diajak untuk membuat presentasi atau video pendek tentang topik tertentu yang kemudian dipresentasikan di depan teman-teman mereka. Selain itu, terdapat juga “Hari Kritis Berita” di mana siswa belajar mengenali dan menganalisis kebenaran dari berita yang mereka baca di internet. Kegiatan ini membantu mereka agar selalu waspada terhadap informasi yang belum tentu benar.

Inspirasi dari Program Studi Pendidikan Dasar di UNESA

Sebagai mahasiswa S2 Pendidikan Dasar di Universitas Negeri Surabaya (UNESA), saya berkesempatan mempelajari berbagai strategi dalam pembelajaran multiliterasi. Di UNESA, kami dilatih untuk memahami pentingnya literasi digital, terutama di tingkat sekolah dasar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline