Salah satu penerus bangsa Indonesia adalah para mahasiswa karena dianggap mampu dalam menyikapi permasalahan bangsa Indonesia sekarang ini. Rakyat Indonesia sangat berharap kepada mahasiswa agar mereka banyak memberi perubahan dalam bangsa ini.
Tapi, kenyataan yang terjadi adalah mahasiswa dahulu dengan mahasiswa sekarang sangatlah berbeda. Dahulu orang akan terkagum kagum saat mendengar nama mahasiswa dan mereka yang sebagai mahasiswa pun tidak akan menyia nyiakan gelar sebagai mahasiswanya. Bukan itu saja, mahasiswa zaman dahulu mempunyai sifat yang kritis dalam menyelesaikan permasalahan dan menyampaikan aspirasi aspirasi untuk membela rakyat.
Bagaimana dengan mahasiswa sekarang saat ini? Yang katanya mereka adalah generasi z seharusnya menjadi agen of change, social of control dan lainnya.
Tetapi kenyataannya tidak seperti itu, mereka terpengaruh oleh perkembangan arus budaya tanpa selektif artinya tanpa memilah mana baik dan buruknya.
Maka terjadilah kelemahan dalam ciri khas mahasiswa yaitu, rasional, analisis, kritis, universal, idealis, akademisi dan sistematis dalam kehidupan masyarakat.
Mahasiswa sekarang atau lebih dikenal dengan mahasiswa gen Z hanya bisa mengkritisi tanpa memberi solusi atau saran serta menjadikan demonstrasi sebagai gaya gayaan tanpa mengambil esensi yang tersirat dalam aksi demontrasi. Menjadikan sosial media sebagai ajang suara dan teriakan serta aktif mengkritisi agar diberi pengakuan ataupun apresiasi, padahal nyatanya apatis.
Mahasiswa dahulunya adalah seorang akademisi dalam pembelajaran, sekarang belajar hanyalah formalitas dan titip absen adalah identitas. Nilai akhir dan ijazah adalah tujuan mayoritas mahasiswa tidak masalah dengan skripsi dan tugas tugas akhir yang ada, karena mereka bisa menyelesaikannya dengan joki tugas.
Mbak nana (Nazwa Shihab) mengatakan dalam puisinya tentang cerminan kondisi mahasiswa masa kini:
Mahasiswa masa kini
Menjadikan forum diskusi
Sebagai ajang pamer intelegensi
Menjatuhkan yang lain demi meninggikan gengsi
Hobinya mengkritisi
Tapi tak sanggup berkontribusi
Berlagak politisi
Tapi masih ciut di hadapan birokrasi
Banyak menjadi mahasiswa wifi
Yang diam dan bungkam dijejal koneksi
Belajar jujur dikata individualis
Tak memberi contekan katanya tak etis
Miris...
Mahasiswa terlalu menyanjung IPK
Huruf dan Angka yang masih dianggap patokan bahwa ia bisa
Tak peduli hasil dari mana
Asal bisa mendapat A
Tak peduli rakyatnya lapar
Harga kebutuhan dikendalikan pasar
Teriakan mahasiswa tiada terdengar
Mereka diruangan berAC 'katanya' sedang belajar
Mahasiswa kekinian
Titip absen dianggap simbol setia kawan
Tak ada motivasi belajar membenahi tatanan
Kuliah asal cukup kehadiran
Masa bodo rakyat menderita asalkan mereka nyaman
Mahasiswa!
Agen perubahan katanya
Akbarkan sumpah mahasiswa beserta makna
Jangan hanya mengejar IPK
Rakyat tak butuh angka
Mereka perlu aksi nyata
Dari puisi tersebut, bisa kita simpulkan bahwasannya bangsa Indonesia tidak butuh generasi bangsa yang hanya memikirkan kehidupan diri sendirinya saja tanpa melihat kehidupan bangsa dan negaranya.
Rakyat sangat berharap kepada mahasiswa agar kembali sebagai agen perubahan untuk bangsa Indonesia seperti mahasiswa dahulu. Mahasiswa yang sangat berani menunjukkan aksi nyata tanpa embel embel popularitas yang ada.
Bangsa Indonesia sangat membutuhkan generasi pemuda yang mempunyai tujuan nasional. Mahasiswa generasi z lah yang seharusnya menjawab semua tantangan-tantangan bangsa saat ini.