Lihat ke Halaman Asli

Arif Muhammad

Freelancer

Kesibukan Menjelang Lebaran

Diperbarui: 13 Juni 2018   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Credit Image : techicy.com

H-2 lebaran, dan besok adalah hari terakhir di bulan Ramadhan. Itu artinya nanti malam adalah sahur terakhir. Di sisi lain begitu sedih, karena bulan kemuliaan telah berlalu.

Namun, memang begitulah yang berjalan. Waktu berjalan begitu selalu. Tak pernah berubah. Yang berlalu akan segera diganti dengan yang baru.

Nah, hari-hari menjelang lebaran seperti saat ini memang menjadi hari yang cukup sibuk bagi sebagian orang. Termasuk saya pribadi. Saya hendak berbagi cerita mengenai kesibukan yang selalu  saya lakukan di setiap menjelang lebaran.

Berpastisipasi Dalam Amil Zakat

Kebetulan sudah sejak remaja saya cukup aktif di masjid di kampung halaman saya. Sehingga hampir pasti di setiap tahun, saya terlibat banyak kegiatan di masjid, terlebih di bulan Ramadhan hingga hari Raya Idul Fitri. Dulu sebelum pergi merantau, saya benar-benar penuh berkontribusi dan membantu di setiap kegiatan yang diadakan, seperti tadarus rutin, pengajian, zakat fitrah, shalawat rutin dan masih banyak lagi.

Dan seperti tahun kemarin, kembali saya ikut aktif membantu dalam kepanitiaan amil zakat. Yah apa yang bisa saya bantu dan lakukan, ya saya lakukan. Entah itu membantu membungkus beras zakat, menjadi tenaga angkat junjung, hingga terlibat dalam pembagian zakat fitrah kepada masyarakat.

Di tempat saya, mayoritas orang-orang berzakat masih menggunakan beras. Masih bisa dihitung jari orang yang membayar zakat dengan uang tunai. Karena memang, para sesepuh juga lebih menyarankan menggunakan makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari untuk berzakat, yaitu beras.

Dan tentu dari sekian banyak orang yang berzakat dengan beras, akan banyak sekali beras yang dibayarkan dari berbagai jenis. Ada yang berjenis premium, seperti beras-beras bermerek yang mudah dijumpai di pasar-pasar modern, hingga beras yang biasa saja yang dari segi harga tentu lebih murah.

Sesuai dengan kesepakatan bersama, baik itu beras yang bagus atau berkualitas terbaik dan beras yang biasa-biasa saja, semua dicampur menjadi satu, untuk menghindari kecemburuan dan perdebatan yang tidak perlu, terutama dari kalangan penerima zakat.

Credit Image : Dokumen Pribadi

Namanya juga manusia, yang tentu tidak akan terima bila ada perlakukan yang berbeda padahal dari kalangan atau orang-orang yang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Bila tidak dicampur, bisa jadi ada yang dapat beras bagus ada yang biasa saja. Sehingga bisa berpotensi pergunjingan yang malah menjadikan dosa tersendiri.

Jadi bila dijelaskan secara ringkas panitia amil zakat ini terdiri dari pertama orang yang bertugas membimbing masyarakat yang berzakat agar ketika mengucapkan niat berzakat sesuai dengan syariat. Kedua bagian administrasi atau pendataan, ketiga bagian pengoplosan dan pembukusan beras, dan keempat bagian distribusi  dan pembagian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline