Catatan Arif Minardi
Angkatan kerja khususnya dari generasi Z dan Milenial perlu menelaah kedepan (outlook) seperti apa dunia industri pada masa yang akan datang sehingga bisa mendapatkan pemahaman (insight) yang baik. Kemudian persiapan seperti apa yang harus dimiliki oleh Gen Z untuk menghadapinya.
Untuk mempersiapkan Gen Z menghadapi ekosistem dan teknologi pabrik cerdas dibutuhkan kurikulum dan pelatihan kerja yang kontennya berisi tentang ilmu pengetahuan terkait teknologi pendukung industri 4.0. Pelatihan tersebut bisa dilakukan lebih efektif dengan teknologi simulator untuk berbagai jenis pekerjaan yang diterapkan di pabrik cerdas.
Planet Bumi mulai memasuki tahapan yang disebut era Industri 4.0. Era ini adalah tren automasi industri dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur yang mana didalamnya termasuk teknologi cloud computing, cyber-physical system dan Internet of Things (IoT). Keniscayaan kurikulum pendidikan di Indonesia mesti memberi bekal dan kesiapan untuk menghadapi era tersebut.
Kawasan industri atau pabrik bertransformasi menjadi smart factory atau pabrik cerdas. Sebagian orang membandingkan Industri 4.0 dengan Revolusi Industri Generasi Keempat (Fourth Industrial Revolution). Revolusi Industri Generasi Keempat sendiri merupakan transformasi sistemik yang lebih luas cakupannya daripada Industri 4.0, yang mana didalamnya mencakup dampak terhadap masyarakat, struktur pemerintahan dan peranan manusia itu sendiri dalam struktur ekonomi dan manufaktur. Jadi, bisa disimpulkan Industri 4.0 adalah subset dari Revolusi Industri Generasi Keempat.
World Economic Forum memperkirakan sedikitnya 35 persen keahlian yang dianggap penting saat ini kelak akan berubah total. Pada prinsipnya Industri 4.0 merupakan integrasi dari 9 teknologi yang tengah berkembang pesat pada saat ini.
Kesembilan teknologi tersebut menjadi pendukung utama terbentuknya sistem Industri 4.0, yakni:
1. Teknologi Internet of Things (IoT)
Dengan teknologi ini semakin banyak jenis sensor dan mesin yang mampu terkoneksi dengan jaringan internet.
Dalam dunia manufacturing menambahkan teknologi Radio frequency Identification (RFID) dalam mesin produksi sehingga ribuan bahkan jutaan komponen yang akan dirakit bisa saling "berkomunikasi" satu dengan yang lainnya untuk memudahkan dan mempercepat proses produksi.