Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Butuh Lebih dari Sekadar Satu Messi

Diperbarui: 7 November 2017   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perkasa di dua laga awal pembuka kualifikasi Piala Asia U-19 grup F, Indonsia selanjutnya kalah di dua laga berikutnya. Menang masing-masing dengan skor 5-0 saat berhadapan dengan Brunei dan Timor Leste, Indonesia selanjutnya kalah dengan skor 4-0 saat melawan Korea Selatan serta kembali kalah saat melawan Malaysia dengan skor 4-1. 

Dua kemenangan dan dua kekalahan yang menempatkan Indonesia di peringkat tiga klasemen dibawah Korea Selatan dan Malaysia yang dipertandingan terakhir akan saling berhadapan untuk memperebutkan posisi teratas. Posisi aman untuk memastikan lolos di babak final Piala Asia U-19 2018. 

Dan Indonesia, meskipun berada di peringkat ketiga klasemen akhir babak kualifikasi, tetap dipastikan lolos ke babak final Piala Asia U-19 2018 karena berstatus sebagai tuan rumah.

Indonesia, salah satu tim  berkomposisi pemain-pemain terbaik harus menelan pil pahit akibat dua kekalahan beruntun dengan skor yang cukup mencolok. Pemain-pemain muda dengan skil-skil yang dianggap istimewa nyatanya tidak mampu memberikan permainan dan hasil yang maksimal. 

Setiap generasi, setiap kelompok umur, selalu ada pemain indonesia yang digadang-gadang bakal menjadi bintang besar sepak bola. Bukan hanya bintang nasional, melainkan kawasan Asia dan bahkan Dunia. Banyak pelatih di kawasan Asia Tenggara mungkin bahkan Dunia yang "kesengsem" dengan bakat-bakat sepak bola yang dimiliki oleh anak anak Indonesia. Terakhir, Egy Maulana Vikri, punggawa timnas U-19 yang disebut sebagai Messi-nya Indonesia. Bahkan Messi-nya Asia.

Namun faktanya, masih jauh panggang dari api. Masih jauh realita dengan idealita. Memiliki pemain dengan skill diatas rata-rata dan bahkan memiliki Messi-nya Asia pun belum mampu membuat timnas Indonesia perkasa. Jangankan tingkat dunia, tingkat Asia bahkan kawasan regional Asia Tenggara pun belum konsisiten melakukannya. 

Berbeda dengan Sang Messi Asli. "Dewa" sepakbola dari Argentina. Meskipun belum memberikan gelar juara untuk Argentina, Messi berhasil membawa Argentina sampai ke tahap "hampir juara". Walaupun tidak atas usaha Messi seorang, namun gol-gol Messi menjadi penting untuk timnas Argentina. Terakhir, hattrick Messi ke gawang ekuador membawa Argentina lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 di Russia. 

Walaupun demikian, menuntut Egy Maulana Vikri, Sang Messi Indonesia, Messi Asia untuk menjadi penyelaman sepakbola Indonesia adalah hal yang tidak bijaksana. Indonesia butuh pemain-pemain skill istimewa seperti Egy Maulana Vikri dan rekan-rekan setimnya. Butuh lebih dari sekedar skill istimewa untuk menjadikan Indonesia juara.

Sepakbola bukanlah sekedar olahraga yang mengandalkan skill semata. Sepakbola adalah sport game yang butuh banyak pertimbangan, perhitungan, dan perlakuan-perlakuan yang matang di setiap komponen yang ada di dalamnya. Sepakbola adalah olahraga yang membutuhkan banyak sekali disiplin ilmu untuk mengembangkannya.

Melahirkan tim sepakbola yang berkualitas dan mempertahankan kualitasnya butuh lebih dari sekedar satu Lionel Messi. Lebih dari sekedar Messi, indonesia butuh ahli gizi, ahli fisioterapi, ahli teknologi informasi, ahli psikologi, dan ahli peracik strategi. Kesemuanya yang digabungkan akan mengalahkan sepuluh Lionel Messi sekalipun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline