Lihat ke Halaman Asli

Tradisi 1 Syuro Al-Zaytun

Diperbarui: 4 September 2019   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Setiap kalender yang kita punya akan selalu tertera sebagai sejarah peradaban manusia, khususnya  bagi bangsa Indonesia. Ada empat tahun baru yang manunggal dalam budaya bangsa yaitu tahun baru masehi, tahun baru Imlek, tahun baru saka, dan tahun baru hijriah.

Dalam penanggalan hijriah, bulan pertama sebagai penanda dibukanya tahun adalah muharam.  Maka harus sepatutnya kita menghindari perbuatan haram yang dapat menimbulkan sengketa. 

Pada kalender Jawa sebutan bulan suro akan mengawalinya dan kita mengenal kata  syuro, yang pada intinya adalah  lebih mengutamakan musyawarah. Perpecahan terjadi karena manusia pergi disaat ajaran Ilahi datang dan menutup hati ketika pintu langit terbuka.

Pesantren adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dalam suatu lingkungan yang terintegrasi, ada murid dan guru  serta berbagai pihak yang menunjang terjadinya interaksi.

Dengan didukung oleh lingkungan yang aman, nyaman dan yang terpenting adalah teduh serta sejuk dengan berbagai macam tanaman diantaranya pohon jati dan kopi maka akan  membuat seluruh civitas akan fokus terhadap perannya masing-masing untuk sanggup mandiri. Sehingga walaupun Jauh dari orang tua dan keluarga sanggup memberikan kesibukan serta kesungguhan untuk mengisi waktu dengan kemanfaatan.

Pesantren modern Ma'had Al - Zaytun yang berada di  Gantar - Indramayu ini mempunyai motto sebagai pusat pendidikan dan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian. Mengemban visi dan misi untuk mewujudkan Indonesia yang beradab, adil dan makmur, dengan ramainya santri yang belajar dari berbagai daerah di Nusantara dan ada yang dari luar negeri.

Ada tradisi yang sudah membudaya pada setiap peringatan tahun baru hijriah yang dinantikan oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama yang ingin mengalami perjalanan spiritualnya.

Al - Zaytun menggelar perhelatan akbar setiap tahun sempena peringatan tahun baru hijriah, dengan tujuan untuk merawat budaya toleransi dan perdamaian, sebagai pilar dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.

Melalui forum  nasional pada perhelatan akbar 1 Syuro 1441 H di Al -Zaytun kita menjadi tahu bahwa semua tokoh berkeinginan untuk bersatu. Bersatu padu untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama, antar suku dan ras, melebur sebagai Indonesia Raya, serta mampu tampil sebagai bangsa yang mandiri dan tidak terintervensi oleh negara lain.

Pada tahun ini, peringatan 1 Syuro mengangkat tema "Menzahirkan Jati Diri Indonesia yang Hakiki"

Dokpri

Seturut hadir Bapak Heru Wibawanto- Ketua Majlis Klenteng Budha Tridarma. Ia hadir pada acara 1 Syuro Al - Zaytun, karena ingin menyaksikan praktek budaya toleransi dan perdamaian di Al - Zaytun. Ia mengaku senang dan bahagia bisa menjadi bagian dari keluarga besar Al - Zaytun yang hangat, yang tak pernah mempersoalkan perbedaan etnis.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline