“Pace, dari mana ka?”, tanya saya
“Kitong dari Mimika”, seru seorang lelaki dengan kostum khas Papua.
“Baru (lalu)… Ini pace dorang mau menari apa?”
“Kitong mau menari tari penyambutan. Sebentar Rektor UGM hadir”
“Sebentar ini e. Kalau begitusa boleh ambil gambar ka?”
“Iyo. Ade ambil sudah”
Percakapan di atas dilakukan di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM pagi menjelang siang tadi. Sebelum para penari tarian penyambutan tamu menari menyambut kehadiran Prof. Suratman yang mewakili Rektor UGM dalam acara Bicara Papua; Meneropong Papua dari Kacamata Budaya.
UGM menyambut baik acara yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Papua Gadjah Mada (KEMPGAMA) dan didukung oleh PT Freeport Indonesia ini. Menurut Prof. Suratman, kegiatan yang diselenggarakan 2-3 Juni 2016 seperti ini semakin memperkuat UGM sebagai kampus pusat kebudayaan di Indonesia.
Papua sangat kaya dengan budayanya, namun sayangnya kurang dokumentasi, publikasi, dan riset mengenai kebudayaan-kebudayaan tersebut. Untuk itu, perlu banyak kolaborasi dalam memaksimalkan kekayaan kebudayaan Papua, karena budaya Papua adalah budaya dunia.
Talkshow sebagai menu utama pada hari pertama acara Bicara Papua ini pun digelar. Laurencius didapuk sebagai moderator talkshowdengan topik Meneropong Papua dari Kacamata Budaya.