Lihat ke Halaman Asli

Arif L Hakim

TERVERIFIKASI

digital media dan manusia

Diteror Pulau Sekecil Kelor

Diperbarui: 3 November 2015   07:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pulau Kelor tampak dari tepi laut, sesaat sebelum perahu merapat ke dermaga (dok. pribadi)"][/caption]

Some beach, somewhere
There's a beautiful sunset burning up that atmosphere
There's music and dancing and lovers romancing
In the salty evening air on some beach, somewhere
On some beach, somewhere

Lagu berjudul Some Beach yang dipopulerkan oleh Blake Shelton tersebut seakan menyertai saat perahu mendekati garis pantai berpasir putih yang mulai tampak di depan kami. Di ujung pantai terlihat berdiri dengan gagah bangunan yang menyerupai benteng. Di bagian ujung yang lain, hanya ada serpihan pantai berpasir putih dengan air bening di sekitarnya.

Perahu akhirnya merapat ke dermaga kecil. Tibalah kami di Pulau Kelor. Kami berada di sini karena mengikuti rangkaian acara blog trip eksplorasi pesona bahari yang diselenggarakan atas kerjasama Kompasiana, Kementerian Pariwisata, dan PT Seabreeze Indonesia pada 24-25 Oktober 2015.

Semasa VOC menguasai pulau yang kami singgahi ini, mereka menamainya dengan nama Pulau Kherkof. Konon pulau ini dinamakan Pulau Kelor karena luasnya yang relatif kecil, bak daun kelor. Beberapa referensi menyebutkan dulunya luas pulau ini adalah sekitar 1,5 ha. Namun karena abrasi terjadi terus menerus, ditambah dengan semakin tingginya permukaan laut, luas pulau yang ditempuh sekitar 10 menit dari Pulau Bidadari ini menyusut hingga kurang dari 1 ha.

Pak Candrian Attahiyat, seorang arkeolog senior dari tim ahli cagar budaya Provinsi DKI Jakarta yang mendampingi perjalanan kami, bahkan memprediksikan Pulau Kelor mungkin nanti akan hilang dihempas lautan jika tidak ada usaha serius untuk menyelamatkannya. 

[caption caption="Pak Can menjelaskan berbagai macam hal tentang Pulau Kelor kepada peserta blog trip (dok.pribadi)"]

[/caption]

Bangunan yang awalnya terlihat menyerupai benteng yang terletak di ujung pulau ini ternyata memang benteng sungguhan. Benteng tersebut adalah jenis benteng martello yang dibangun semasa VOC beraktivitas di Pulau Onrust ratusan tahun yang lalu. Pulau Kelor, Pulau Bidadari, Pulau Cipir, dan beberapa pulau lainnya dijadikan sebagai penunjang Pulau Onrust. Benteng martello yang kami jumpai di Pulau Kelor relatif lebih utuh dibanding benteng sejenis di Pulau Bidadari ataupun di Pulau Onrust, sehingga sangat menarik untuk diamati bagaimana konstruksi bangunannya.

[caption caption="Benteng martello yang berada di ujung Pulau Kelor (dok. pribadi)"]

[/caption]

Selain benteng martello, bangunan lainnya yang ada di pulau mungil ini adalah kantor sekaligus tempat beristirahat para petugas penjaga pulau. Di samping itu, berdiri pula beberapa gazebo yang sepertinya sengaja dibangun untuk mempercantik dan bisa digunakan sebagai tempat berteduh sejenak oleh wisatawan yang singgah. Artinya, Pulau Kelor memang sama sekali tidak dihuni oleh penduduk, mungkin karena luasnya yang kurang memadai sebagai tempat tinggal dalam jangka panjang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline