Lihat ke Halaman Asli

Arif L Hakim

TERVERIFIKASI

digital media dan manusia

Trip ala Ndeso ke Borobudur

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1399880202701375518

[caption id="attachment_306797" align="aligncenter" width="640" caption="View Borobudur dari Desa Wanurejo, Borobudur (dok.pribadi)"]

[/caption]

Sambil menyeruput kopi pagi, saya tertarik melihat kalender yang menunjuk sederet hari libur di bulan Mei ini. Salah satu hari besar keagamaan yang menjadi hari libur nasional adalah Waisak, hari besar umat Budha yang akan jatuh 15 Mei 2014 nanti.

Cuaca sejuk pagi ini seolah menyemangati saya untuk segera beranjak menikmati semesta. Setelah menyiapkan kendaraan, kamera, dan bekal secukupnya, saya langsung menjejak jalanan adem ayemnya Jogja. Ke mana tujuan hari ini?

“Hari ini adalah hari yang cocok untuk menelusup ke Magelang, mengeksplorasi Borobudur yang mungkin akan dipadati pelancong saat Waisak nanti.”, pikirku. Tapi, kalau sudah membatin nelusup, berarti alangkah baiknya melewati jalur yang tidak biasa. Kalau dari Jogja menuju Magelang biasanya lewat Jalan Magelang, kali ini rute perjalanan diawali dengan menuju ke Kecamatan Godean.

Saat melintas di “ngGodean”, saya cukup kaget melihat pertumbuhan wilayah Jogja barat yang masih masuk Kabupaten Sleman tersebut. Tampak sekali pertumbuhannya tergolong cepat. Toko-toko semakin riuh dengan segala plang atau baliho, spanduk, banner, di sepanjang kanan-kiri jalan. Kompleks perumahan juga terbangun dengan masif. Jalan Godean tampak semakin berat memikul beban karena kendaraan semakin memadati punggungnya.

[caption id="attachment_306798" align="aligncenter" width="640" caption="Ramainya Kecamatan Godean, Sleman, DIY (dok. pribadi)"]

13998803251357924971

[/caption]

[caption id="attachment_306799" align="aligncenter" width="640" caption="Plang/baliho, banner, spanduk di sepanjang Jl. Godea"]

13998803801309284739

[/caption]

Dari Godean, arah kendaraan berlanjut menuju ke Kecamatan Minggir yang secara administratif masih termasuk Kabupaten Sleman. Kecamatan Minggir menurutku menjadi salah satu kawasan yang menjadi irisan antara Jogja dan Magelang. Di sini saya masih bisa melihat kawasan Jogja yang masih asri, ijo royo-royo, lengkap dengan aktivitas pertanian, gemericik air, suara burung, pokoke ndeso tenan, dan asiknya puoolll.

[caption id="attachment_306800" align="aligncenter" width="640" caption="Persawahan di Kecamatan Minggir (dok. pribadi)"]

13998805361415285857

[/caption]

[caption id="attachment_306801" align="aligncenter" width="640" caption="Aktivitas pertanian di Kecamatan Minggir (dok. pribadi)"]

1399880745268484223

[/caption]

[caption id="attachment_306802" align="aligncenter" width="640" caption="Ngonthel di Kecamatan Minggir (dok. pribadi)"]

1399880961789493781

[/caption]

Jalan yang saya lalui beberapa kilometer dipagari sawah, pokoknya bermacam aktivitas pertanian sangat kental di area ini. Ketika menoleh ke timur, tampak pemandangan yang membuat saya ‘nreces’. Dua buah gunung berdiri gagah di ujung horizon. Bak memasaki bumi. Menopang langit khatulistiwa. Tertegun memandangnya. Saya menganggap di sinilah salah satu titik terbaik mengabadikan view Merbabu-Merapi yang mengingatkan saya pada tren gambar pemandangan jaman kecil dulu.

[caption id="attachment_306812" align="aligncenter" width="640" caption="View Merbabu-Merapi yang dulu sangat mainstream saat pelajaran menggambar (dok. pribadi)"]

13998837841210211293

[/caption]

Dari Kecamatan Minggir, kendaraan melaju memasuki kawasan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo. Jalanan yang saya lewati serasa sudah berganti tabir. Mata dan segala indra seolah disuguhi aroma perbukitan Menoreh. Bukit yang bersusun indah seolah tertata dalam rak alam karya Tuhan. Ditambah jalur naik-turun yang saya lintasi relatif nikmat karena kondisi jalan yang mulus. Sejenak saya berhenti di jembatan Sungai Progo, menikmati alam di salah satu sungai besar yang ada di Jogja.

Saat jalan raya Kalibawang sudah hampir mencapai ujungnya, terlihat sebuah signage yang menunjukkan arah Magelang dan Borobudur. Saya pun membelokkan kendaraan ke arah kiri, melintas di Pasar Jagalan. Tak jauh dari pasar tradisional tersebut, saya sudah memasuki Desa Bigaran, Kecamatan Borobudur. Desa inilah yang menjadi perbatasan antara Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kulonprogo, sekaligus menjadi perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

[caption id="attachment_306813" align="aligncenter" width="640" caption="Sungai Progo (dok. pribadi)"]

13998839101547174107

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline