Lihat ke Halaman Asli

Arif L Hakim

TERVERIFIKASI

digital media dan manusia

Menikmati Borobudur di Malam Hari

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1400161336547600959

[caption id="attachment_307196" align="aligncenter" width="640" caption="Candi Borobudur Pada Malam Waisak (dok. pribadi)"][/caption]

Rabu (14 Mei 2014) kemarin, saya bersama seorang kawan bertolak ke Magelang, Jawa Tengah. Tujuan kami adalah jalan-jalan, mengamati interaksi masyarakat, dan mendamaikan batin :D

Tapi, ada yang spesial di Magelang. Kamis (15 Mei 2014) ini adalah Hari Raya Waisak. Umat Buddha dari berbagai belahan bumi kemungkinan akan berkumpul di Borobudur.  Untuk itu, satu tujuan tambahan saya sematkan; ingin menikmati Candi Borobudur di malam waisak nanti.

Saya tak punya keinginan untuk mengabadikan perayaan waisak. Beberapa alasannya adalah saya tidak mengetahui esensi waisak, saya juga tidak mengikuti prosesi atau ritualnya, dan yang terpenting saya tidak mau mengganggu saudara-saudara umat Buddha yang sedang merayakan hari besarnya.

Maka, perjalanan yang saya lakukan penuh rasa santai. Sesekali singgah dan melihat interaksi masyarakat di jalan-jalan yang dilalui. Sesampai di sekitar Borobudur, dari jauh Candi Borobudur sudah berbeda dibandingkan dengan malam-malam biasanya. Hanya pada malam Waisak stupa-stupa dan patung-patung buddha di Candi Borobudur diterangi oleh lampu-lampu yang membuatnya berkilau terang dari kejauhan.

[caption id="attachment_307199" align="aligncenter" width="640" caption="Candi Borobudur tampak dari jauh (dok. pribadi)"]

14001616891587713164

[/caption]

Saat memasuki area taman Candi Borobudur, tampak para wisatawan, masyarakat, maupun para fotografer sudah berkumpul mengerumun. Beberapa orang terlihat menyiapkan 'peralatan tempurnya' untuk mengabadikan gambar. Sebagiannya terlihat mengabadikan dirinya dengan latar belakang Candi Borobudur.

Melihat beberapa fenomena di depan mata saya, rasanya kok saya sendiri agak kurang kerasan berlama-lama di sini. Di Candi Borobudur ini, ada saudara yang sedang khusyu' beribadah, hidmat. Namun di sekitarnya, anak-anak muda dengan riuh jeprat-jepret pakai tongsis (tongkat narsis). Entah, apakah saya yang keliru karena tidak ikut-ikutan seperti mereka, atau saya yang ngawur karena cuma diam saja tak mengingatkan mereka, bahwa ada nilai-nilai penting nan luhur di Borobudur yang sebaiknya diketahui dan dipelajari lebih dari sekedar eksis dan narsis.

[caption id="attachment_307201" align="aligncenter" width="640" caption="Selfie di depan Borobudur, keren atau norak? (dok. pribadi)"]

1400161932349485245

[/caption]

[caption id="attachment_307203" align="aligncenter" width="640" caption="Para fotografer menyiapkan 'alat tempurnya' (dok. pribadi)  "]

14001620211473915483

[/caption]

Perayaan waisak tahun ini diperketat, hanya orang-orang yang sudah mendaftar dan memiliki ID Card saja yang bisa memasuki zona I Candi Borobudur. Saya dengan penuh perasaan senang segera mencari spot untuk duduk dan melihat Borobudur. Kalaupun bisa sambil merenung, lebih bersyukur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline