Lihat ke Halaman Asli

Ketika Habil Mati Diospek Qabil

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14016385011023015514


Benar, dikalahkan ego eksistensi

Pemirsa-pemirsa yang berbahagia,,,,

Kebenaran itu terkadang ia tersembunyi (manyuruak) bahasa Emak awak gunakan. Dan orang-orang yang memiliki kepedulian sosial yang bisa merasakannya, dan orang-orang mayoritas akan mengtakan bahwa ialah yang benar. Saya ingat bagaimana seorang habil dibunuh oleh qabil karena pengorbanan yang ditolak dan cinta yang memaksa karena ada kawan silang---itulah Awal mulai, filosfi bahwa tak boleh kawin denga saudara kandung. Habil yang seorang perternak---ia korbankan hewan terbaik yang ia pelihara, namun qabil sebagai petani ia korbankan buahan2 yang paling jelek----qabil ditolk tuhan, dan habil diterima ----iqlima yang cantik menjadi milik habil dalam cinta yang belum terlaksana---habil meninggal. Qabil tak mau nikahi labuda, saudara sama lahir dari habil. Oh cinta yang lakukan segalanya pemirsa....

Pemirsa, meskipun Habil adalah orang yang benar, tapi kekerasan menjadi menang dalam kefisikan--ia tak menang dalam moral dan kenyataan. Inilah adalah bentuk pendidikan kekerasan hidup yang dicontohkan dalam pendidkan cinta dan hidup olh anak-anak nabi adam. Pemirsa, pendidikan awal, sekolah manusia untuk mmperknlkan bagaimana ia mengawali perkenalan sekolah hidup dibumi ini. Dalam dunia unverisitas, kita terkadang memilih mnjadi Habil atau qabil---bnar yang dikalahan oleh ego kepentingan eksistensi---tak jagoan atau jiwa besar. Maka pendidikan unversitas harus meniru pendidikan ala Habil yang santun dan tulus, ia mncerdaskan, tak memaksa dalam kekalahan pengorbanan.

Dalam sejarah pembunuhan kolot, inilah contoh orang-orang yang banyak memilih menjadi qabil, menggunakan otot untuk menghantam kebenaran pesan habil. Apakah habil yang ego atau qabil, jawab sendiri ya pemirsa. Maka para senior yang ada dikampus-kampus atau sekolah-sekolah, ingin tunjukan dirinya sbagai Habil atau qabil, karena Ospek yang ada hanya seperti pertarungan cinta yang dilanggar Qabil. Tidak mencerdaskan, tuna sejarah, dan tuna inspirasi untuk anak-cucunya, Semoga banyak habil-habil masa depan akan lahir berjuang untuk kemenangan moral minoritas---meskipun hanya tuhan yang tahu, karna qabil begitu main kkerasan abad modern: dan merasa paling kuat, sehingga benarpun dimanupulasi asal qabil selalu eksis. Tetapi hanya habil yang bisa menjawab pertanyaan anak -cucunya, sebab qabil hanya tahu kekerasan, tak ada inspirasi dan tauladam---tetapi ia semakin abad ini.

Sampai jumpa pemirsa....

6/8/2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline