Lihat ke Halaman Asli

Arif Khunaifi

TERVERIFIKASI

santri abadi

Bu Risma Tegaskan Tidak Mau Terikat Partai Politik

Diperbarui: 10 November 2015   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Konek bersama Bu Risma. Foto: dok.konek/nurul rahmawati"][/caption]Hiruk pikuk Pilkada Surabaya seakan mencapai puncaknya. Apalagi setelah Bu Risma ditetapkan sebagai tersangka. Namun di sisi lain banyak pihak yang tidak percaya begitu saja. Termasuk saya sebagai salah satu anggota Konek (Kompasianer Nekad) yang tinggal di Kota Pahlawan Surabaya.

Selasa, 3 Nopember 2015 menjadi saksi sejarah bagi mata kepala saya bahwa Bu Risma tidak takut dengan peristiwa yang mungkin membuat orang lain keder ketika di tetapkan sebagai tersangka. Hal itu karena beliau punya keyakinan bahwa itu semua hanya permainan politik belaka.

Bu Risma mengatakan tidak punya kepentingan apa-apa selain memajukan Surabaya dan mensejahterakan rakyatnya. Kekayaan dirinya juga tidak bertambah ketika menjabat walikota. Kalau tidak percaya para penulis di Kompasiana ini dibolehkan mengecek ke rumahnya.

Beliau menegaskan begitu banyak kepentingan ketika akan memutuskan sebuah kebijakan, sehingga sebuah pekerjaan yang berfaedah bagi rakyat tidak mudah terlaksanakan. Kepentingan tertentu selalu ada mulai dari pusat sampai provinsi sehingga beliau mengaku mengembalikan lagi semua usaha kepada Allah SWT.

 “Sehebat apapun saya berusaha, namun jika tanpa pertolongan Allah maka semua tidak akan berbuah apa-apa. Maka, saya mengalir saja dengan takdir yang sedang berjalan atas diri saya.” Tegasnya.

Hal itu terkait pertanyaan saya mengenai tidak dibuatnya flyover rangka baja untuk mengurai kemacetan Surabaya yang tentunya dengan rangka baja itu lebih ramah lingkungan karena tidak memotong pepohonan dan lebih cepat pembangunannya. Sebagai orang teknik dari ITS hal itu tentu bisa terlaksana.

Tidak Ada Mahar untuk Parpol

Beliau juga menegaskan bahwa menjadi calon walikota tidak ada mahar dan ikatan tertentu dengan pihak partai. Kalau tidak mau silahkan partai tidak memilihnya sebagai calon walikota. Karena dia tidak punya uang untuk mahar dan lain sebagainya.

Ketika beliau berpamitan ketika akan meninggalkan tempat, beliau berbisik kepada saya untuk menyampaikan salam sungkem ta’dzim beliau kepada Gus Luthfi Kiai kami di pesantren yang Bu Risma tercatat sebagai salah satu santri yang mengaji kepadanya.

Beliau tidak ingin membalas dengan statemen tertentu atas tuduhan tersangka pada dirinya. Hal itu sebagaimana ketika dulu dirinya mau diturunkan dari Walikota Surabaya. Beliau memilih diam saja. Karena kalau saling balas membalas tidak ada habisnya, kapan majunya Indonesia. Kapan ngurus rakyatnya.

Jika anda melihat dari dekat sosok Bu Risma, maka saya yakin Anda akan tahu bahwa beliau adalah orang memang tidak mudah diatur-atur oleh politik praktis termasuk oleh partai pengusungnya. Kalau beliau terikat partai, tentu dalam musim kampanye seperti ini akan selalu memakai jas merah, toh beliau ternyata lebih memilih pakai batik termasuk ketika bertemu dengan penulis di Kompasiana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline