Dalam pertemuan bersama Kompasianer asal Malang dan punggawa Kompasiana dari Jakarta beberapa hari lalu, Sabtu (19/8/17), ada semacam kritikan muncul bahwasanya saya ini tidak cocok kalau nulis yang serius-serius. Lebih cocok menulis humor para santri di pesantren. Apalagi, masih jarang orang di luar pesantren yang tahu keluguan dan kelucuan para santri di pesantren.
Dalam benak saya juga membenarkan kritikan mereka. Sudah terlalu banyak yang menulis politik dan saling serang yang membuat hati dan kepala pembaca makin panas. Belum lagi berita hoaks yang mudah sekali nongol di media sosial. Maka, pagi ini saya mencoba menulis humor santri lagi. Hehe...ceritanya begini:
Suatu hari, seorang santri dipanggil oleh Kiai untuk menelpon operator sebuah provider internet yang saat itu mengalami gangguan. Kiai mungkin juga berharap santri ini terbiasa berhubungan dengan pihak luar pesantren untuk mampu menggantikan santri senior yang akan segera menikah.
"Kang tolong telpon operator internet ya, hari ini seharian jaringan tidak hidup, sedangkan majalah sudah mau masuk cetak."
"Nggih Yai. Insya Allah..."
Tidak lama kemudian, santri ini datang tergopoh-gopoh kepada Kiai...
"Mohon maaf Yai, katanya pegawai internet sedang mantenan. Makanya internet mati."
"Yang benar mantenan?" tanya Kiai penuh heran.
"Iya benar, Yai, kata pegawainya tadi seperti itu," jawab santri meyakinkan
Lalu Kiai mencari dan meminta santri senior untuk menelepon operator. Setelah beberapa saat dia kembali dan matur Kiai;
"Ngapunten Yai, kata operator, jaringan internet sedang dalam maintenance..."