Lihat ke Halaman Asli

Arif Khunaifi

TERVERIFIKASI

santri abadi

Tergetar Doa Kasir Parkir

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Kasir parkir"][/caption] Tepat di depan loket karcis pembayaran saya berhenti untuk membayar parkir. Tidak lama berselang dari lajur yang bersebelahan datang mobil dengan kecepatan tinggi menorobos loket pembayaran. Namun yang tidak terduga dari lisan sang kasir parkir keluar kata-kata. "Semoga dia selamat di perjalanan, dan tidak terjadi apa-apa di jalan. Mungkin ada keluarganya yang sakit". Saya terhenyak dan terharu dengan kata-kata itu. Tidak banyak orang yang mampu, walau terkadang mendapat sebutan suci seperti Kiai, Pendeta, Rabbi, Romo, Ustadz, Gus, Biksu - untuk melantunkan doa kebaikan terhadap seseorang yang telah berbuat buruk yang menyakiti mereka sekaligus berbaik sangka." Dalam anggapan mata manusia mungkin dia hanya seorang kasir parkir biasa, namun di 'mata' Tuhan dia adalah orang mulia. Ini sungguh luar biasa. Dia tidak marah-marah justru sebaliknya. Oleh karena itu, menurut ajaran yang kami yakini, Tuhan tidak menilai kemuliaan seorang hamba dari gelar atau tampilan casing luarnya, tetapi dengan ketakwaan dan akhlaknya. Siapapun dia. Pada hari itu saya memetik pelajaran berharga tentang doa kebaikan dan indahnya berbaik sangka. Sesungguhnya doa baik yang kita haturkan itu akan kembali kepada diri kita. Maka seyogyanya kita mendoakan orang lain untuk kebaikan mereka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline