Tulisan ini berdasatkan pengalaman saya pada bulan Ramadhan 1435 H kemarin. Pada awalnya saya akan menuju desa tempat istriku di daerah Banjarnegara. Rencananya saya menghindari terminal Semarang di karenakan saya pernah kena aksi pemalakan preman di atas bis yang sering terjadi sampai saat ini ( menurut teman yang lewat semarang).
Untuk itulah saya memutuskan lewat terminal Solo yang menurut asumsi saya lebih aman seperti biasa. Dari Surabaya sekitar pukul 10 malam saya naik bis Patas menuju Solo, akibat kemacetan panjang di Caruban, bus yang saya tumpangi baru sampai sekitar pukul 7 pagi. Perjalanan yang melelahkan memang.
Hal tidak menyenangkan terjadi sekitar pukul 8 pagi, pada saat saya mencari bus ke arah Banjarnegara.
" Bus ke Banjarnegara belum ada mas, yang ada bus AC menuju banyumas," ujar salah seorang petugas Bus. Bagi saya hal tersebut tidak masalah yang penting bisa sampai. Awalnya saya sempat ragu sebab bus yang di pakai adalah bus Pariwisata dengan No pol K ....( hub saya jika ingin tahu). Setelah membayar harga tiket 100 ribu saya naik bus. Saya bisa bernafas lega saat bus mulai berangkat meski merayap karena jalan pada hari lebaran ke 2 memang padat. Sebelum berangkat kru bus membayar sejumlah uang ke petugas DLLAJR Solo. Saya sempat berpikir berbagi rejeki lebaran gak ada salahnya. Namun yang membuat saya terkejut adalah kernet bus minta sejumlah uang lagi kepada penumpang, banyak penumpang protes namun mereka tidak bisa berbuat banyak. Penumpang di samping saya berkata," Mas bayar saja cuma 10 ribu sebab biasanya mereka komplitan lebih dari 1,".
Perkataan teman sebangku saya terbukti, saat mampir di sebuah rumah makan di daerah Ambarawa, ternyata ,mereka berenam. Meski saya sampai ke Banjarnegara namun kenangan itu selalu teringat, beginikan kondisi di Solo. Saya berharap pak Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo sebagai Walikota Solo bisa menangani masalah ini termasuk merombak Dinas Perhubungan yang memang harus di reformasi total.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H