Selangkah lagi kita akan memulai kisah 2021 dengan ragam agenda yang akan kita lalui dan InsyaAllah akan kita lalui juga 2021, walau terlalu cepat untuk berbicara mengenai hal tersebut. Kawan, sebelum menyapa awal tahun 2021, kita perlu banyak berkontemplasi akan makna eksistensi hidup bukan karena banyaknya agenda kegiatan dan kesibukan yang datang silih berganti dan kawan, walau interaksi yang berbeda-beda baik sejenak kita duduk dan berfikir mendalam sesungguhnya kita sedang berjalan ke dalam sebuah lubang, terkadang kita abaikan kehadirannya, yaitu lubang dengan ukuran kecil maksimal 2,50 m x 1,50 m dan ketinggian dari permukaan tanah kisaran 1,50 m. Saat nafas tidak lagi bersahabat dengan kita, ketika tangan kanan dan tangan kiri saling berpamitan, telinga kanan dan telinga kiri mengucapkan kata terakhirnya, kaki kanan dan kaki kiri tidak lagi bisa menopang kita, mulut tidak bisa lagi mengucap kata, otak yang terlambat dipergunakan untuk memikirkan penciptanya, maka sejatinya ini adalah awal perjalanan panjang kita menuju akreditasi segala hasil perbuatan hidup dengan nilai baik atau buruk.
Pernahkah kita dari awal Januari sampai bulan Desember duduk sejenak sambil melihat bintang di langit dan bumi yang dibentangkan untuk kita, keindahan alam yang pernah kita kunjungi setiap akhir pekan kita, pantai yang kita puja keelokannya dengan pasir yang bermesraan dengan kejaran ombak, atau miliaran planet dan bintang menghiasi malam, atau sinar matahari yang setiap hari bermanfaat bagi miliaran manusia, atau cahaya rembulan yang menemanimu ketika sedang duduk di depan teras rumah dengan segelas kopi. Kalam Illahi yang bernama Ali-Imran ini menyebutkan bahwa "
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): " Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka". Adakah untaian kalimat indah ini tidak bersinergi dengan akal pikiran kita, bukankah ini mengajarkan kita untuk lebih berfikir mendalam dalam segala agenda kegiatan kita.
Kita boleh beraktivitas dalam perjalanan waktu Januari menuju Desember setiap tahun, tetapi bagi orang yang berfikir mendalam, kisah hidup kita bukanlah kisah yang terdapat dalam sinetron dan film ketika akhir cerita maka berakhir pula segala kisah yang ada di dalam cerita tersebut. Kita sedang mengukir sejarah hidup masing-masing dengan rekapan catatan amal baik dan amal buruk yang tidak terabaikan walau hanya satu tetes tinta. Pernahkah kita berfikir bahw kita memiliki saudara yang jutaan jumlahnya ketika sang Ayah menyemburkan miliknya ke dalam Rahim sang Bunda. Luar biasa bukan dari kisaran 40 juta sell sperma yang disemburkan ternyata dirimulah yang paling beruntung melanjutkan kisah hidupmu dibandingkan dengan saudara-saudaramu yang lain dan berkorban hanya untukmu.
Bacalah kalam illahi lainnya yang bernama An Nahl mengatakan "Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman." Dapatkan waktu yang Tuhan berikan kepada kita selama 12 bulan untuk sedikit atau lebih kita gunakan untuk berfikir mendalam tentang segala penciptaannya.
Kalam ilahi yang bernama Faathir juga menyebutkan dengan jelas " dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki dan perempuan) tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya, dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab Lauh Mahfuzh. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah."
Sejenak berfikir akhir tahun kawan, sebelum memulai awal tahun. Kita semua pasti akan melewati kurun waktu itu dalam kesibukan (sendau gurau dunia), namun sebelum nafas tidak lagi bisa bersenda gurau, maka renungkanlah dan perpanjanglah sujudmu sebelum kau "meninggal" kan dunia ini karena tempat tinggalmu bukan di dunia ini tetapi akhiratlah selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H