Lihat ke Halaman Asli

Nur Arifin

Pembelajar

Lonjakan Tiket Pesawat bagi Perantau Minang

Diperbarui: 26 April 2019   18:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nagoya Airport view from promenade | wikipedia.org

"Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan), berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang."

Begitu kira-kira penggalan syair dari Imam Syafi'i yang sarat akan makna. Nasihat ini sejalan dengan budaya merantau yang mashur di kalangan masyarakat Sumatera Barat. Baik tua maupun muda, mereka merantau berbekal tekad yang bulat dan kegigihan yang tiada tara demi keluar dari kesusahan hidup, meraih kehidupan yang lebih baik, menuntut ilmu, dan membuka cakrawala seluas-luasnya.

Moda transportasi udara yang mumpuni, lalu lalang setiap hari mendukung mobilitas para perantau untuk keluar masuk kampung halaman apalagi saat hari raya datang. Semua perantau berdatangan menuju kampung halaman untuk berkumpul dengan sanak saudara, sedikit berbagi rezeki yang diperolehnya di tanah perantauan.

Tidak mengherankan jika kemudian penduduk Sumatera Barat tercatat sebagai salah satu masyarakat yang paling banyak merantau, tidak hanya di zaman ini saja, tapi juga sudah dilakoni oleh generasi-generasi sebelumnya di zaman dahulu.

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017 yang diselenggarakan oleh BPS, misalnya, turut memotret tradisi merantau di Minangkabau ini. Penduduk Sumatera Barat menduduki peringkat ketiga terbesar yang melakukan migrasi keluar seumur hidup (life-time migration) setelah DKI Jakarta dan DI Yogyakarta, dengan sekitar 22 persen penduduknya merantau keluar dari Sumatera Barat.

Merantau atau yang disebut juga migrasi, adalah suatu keadaan dimana seseorang meninggalkan daerah kelahirannya menuju tempat lain untuk tujuan memperbaiki kualitas kehidupan baik dari segi ekonomi, pendidikan maupun pemahaman budaya lain. Dalam buku Dasar-Dasar Demografi (Munir, 2010), migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batasadministrasi/batas bagian dalam suatu negara.

Daerah Tujuan Merantau

Merantau membawa harapan baru untuk kehidupan yang lebih baik dihari esok. Itulah salah satu alasan penduduk Sumatera Barat bermigrasi ke daerah lain.

Berdasarkan Susenas 2017, dari sekitar 5,31 juta penduduk Sumatera Barat, 1,17 juta jiwa diantaranya melakukan migrasi keluar seumur hidup (life-time migration).

Migrasi seumur hidup (life-time migration) yang dimaksud adalah disaat daerah tempat tinggal penduduk berbeda wilayah administrasi dengan tanah kelahirannya. Mereka merantau ke berbagai provinsi di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline