Lihat ke Halaman Asli

Arifin BeHa

TERVERIFIKASI

Wartawan senior tinggal di Surabaya

Jokowi dari Hikmah Seutas Tali

Diperbarui: 17 Agustus 2019   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo salami Kolonel Laut (P) Hariyo Poernomo (Humas Setkab)

Ketiklah pada mesin pencari Google. Masukkan kata kunci: Jokowi Salami Komandan Upacara. Setidaknya akan muncul 30-an berita tulis dan rekaman gambar viseo. Kemungkinan masih bisa bertambah.

"Baru Jokowi, Presiden Salami dan Tepuk 5 Kali Lengan Komandan Upacara 17 Agustus di Istana". Ini judul berita milik portal berita PosKotaNews. Diposting tanggal 17/8/2019 pukul  11.41 WIB.

"Saat Jokowi Turun dari Mimbar Kehormatan dan Salami Komandan Upacara" tulis judul laman berita Liputan6 pada pukul 12.09 WIB. Di luar itu masih ada sederet berita lainnya.

Ya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyita perhatian tamu undangan Peringatan Upacara Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka Jakarta, Sabtu (17/8/2019) pagi. Jokowi tiba-tiba turun dari mimbar kehormatan dan menyalami Komandan Upacara Kolonel Laut (P) Hariyo Poernomo.

Momen tersebut terjadi setelah prosesi Upacara Detik-Detik Proklamasi dan Pengibaran Sang Saka Merah Putih. Jokowi yang mengenakan baju adat Bali, langsung keluar dari mimbar kehormatan lalu menyalami perwakilan Negara Sahabat. Terakhir menyalami Hariyo.

Kolonel Laut (P) Hariyo Poernomo merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut 1997. Saat ini, Hariyo menjabat sebagai Kepala Departemen Strategi Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal).

Jokowi, menjadi Presiden Indonesia pertama yang melakukan hal tersebut. Tindakannya ini disambut tepuk tangan meriah seluruh tamu undangan yang mengikuti upacara. Banyak diantara peserta mengabadikan momen tersebut.

Saya mengontak seorang kolega yang berkarya di lingkungan Istana Negara. Saya minta foto Presiden salaman dengan para duta besar dan komandan upacara. Saya dikirimi foto sangat bagus.

Hikmah

Di samping saya nonton siaran upacara kenegaraan itu ada buku. Judulnya: Mengaji Tajul Arus, terjemahan karya Ibnu Athaillah. Buku setebal 526 halaman itu mengupas tentang jiwa, kalbu, ruh, dan akal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline