Lihat ke Halaman Asli

Arifin BeHa

TERVERIFIKASI

Wartawan senior tinggal di Surabaya

Hagia Sophia, Silaturahim Peradaban, Budaya, dan Agama

Diperbarui: 12 Juli 2020   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerbang Hagia Sophia atau Aya Sofya (Dok ABH)

Istanbul, kota besar kedua di Turki. Setelah Ibu Kota Ankara. Memiliki peradaban yang panjang. Salah satu kota di Eropa dengan segudang bangunan bersejarah.

Dari sederet tempat-tempat bersejarah, ada yang paling menarik. Bahkan menjadi bagian integral kebudayaan Turki, yakni Hagia Sophia. Masyarakat setempat menyebutnya dengan Aya Sofya atau St Sofya. Haga Sophia dapat diartikan sebagai "Kebijaksanaan Suci".

Aya Sofya dibangun pada abad ke-4. Tadinya berfungsi sebagai gedung Gereja Katedral. Gereja kaum Katolik Yunani. Diprakarsai oleh Kaisar Justinian I atau dikenal dengan sebutan Konstantinopel. Hagia Sophia juga sempat terbakar, akibat perang. Bangunan itu direnovasi. Selesai pada tahun 500-an Masehi, atau hampir 1.500 tahun lalu.

Kira-kira seribu tahun kemudian, Konstantinopel ditaklukkan oleh Sultan Mehmed II. Konstantinopel jatuh ke tanggan Ottoman. Sekaligus mengakhiri keberadaan Biyzantium yang telah berdiri selama berabad-abad.  Waktu itu seluruh gereja nyaris dikuasai oleh kaum Ortodoks.

Setelah Ottoman menaklukkan Istanbul, Hagia Sophia dikonversi menjadi masjid. Dipakai tempat ibadah umat Muslim. Sultan Mehmed diberi gelar "Sang Penakluk". Sultan yang Muslim didukung kaum Kristen Ortodoks.

Mosaik peradaban, budaya, dan agama di Hagia Sophia (Dok ABH)

Saling menghargai dan saling menghormati. Sultan mengizinkan kaum Ortodoks mempertahankan otonomi mereka. Semua dipertahankan untuk beraktivitas seperti biasanya. 

Selama berabad-abad berkembang dinamis. Mosaik pada Hagia Sophia selalu ditambah. Menyesuaikan selera kaisar yang memimpin. Tak heran jika pada dinding Hagia Sophia terdapat potret kekaisaran. Gambar keluarga kaisar yang berbeda, hingga gambar Kristus serta Bunda Maria dengan Yesus sebagai seorang Anak.

Selain arsitekturnya, sisi menarik Hagia Sophia juga terdapat pada fungsinya yang berubah-ubah. Ketika difungsikan sebagai masjid, simbol-simbol gereja sengaja tidak dihapus. Untuk menjaga silaturahim. Dan, tentu saja demi menghormati para pendahulunya. 

Rekam jejak Hagia Sophia panjang dan berliku. Melayani kebutuhan umat sesuai kebutuhan. Menjadi tempat ibadah umat Kristen selama 916 tahun. Kemudian menjadi tempat ibadah umat Islam selama 486 tahun. Hagia Sophia difungsikan sebagai masjid hanya sampai 1931. Otoritas penguasa baru kemudian membangun membangun masjid baru. Letaknya saling berhadap-hadapan. Diberi nama Blue Mosque atau Masjid Biru.

Hagia Sophia dibuka kembali pada 1935 sebagai museum. Penguasa Turki saat itu, Kemal Attaturk mengalihfungsikan masjid menjadi museum. Kemegahan bangunan masa lalu pun dipertahankan. Bahkan semakin terasa. Sejumlah kaligrafi menghiasi sekeliling pilar dan dinding. Kaligrafi bahasa Arab.

Bangunan ini berdimensi panjang 82 meter dan lebar 73 meter. Kubahnya memiliki diameter 33 meter. Persis berada di tengah. Sedangkan tinggi konstruksi mencapai 55 meter dari permukaan tanah. Agar memudahkan sirkulasi udara, 40 jendela dibangun. Jendela-jendela ini sengaja dibuat sedemikian rupa. Agar sinar matahari masuk dan menyinari mosaik emas. Ya, dinding-dinding bangunan itu mosaik emas..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline