Lihat ke Halaman Asli

Arifin BeHa

TERVERIFIKASI

Wartawan senior tinggal di Surabaya

Dengan Berat Hati Rasulullah Berkata, "Tidak"

Diperbarui: 22 November 2018   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Thaif | Sumber foto: thespiceofadulting.com

Apakah Arab Saudi identik dengan gurun pasir belaka? Ternyata tidak sepenuhnya benar.

Silakan mengunjungi Kota Thaif. Udaranya nyaman dan sejuk. Posisinya berada di pegunungan. Aneka sayuran, termasuk buah-buahan mencuri pandang sepanjang perjalanan. 

Thaif merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian mencapai 1.500 meter dari permukaan laut. Jalan darat butuh waktu sekitar 2 jam, atau berjarak sekitar 80 kilometer dari Tanah Suci Makkah

Dalam sejarah Islam, kawasan Thaif banyak meninggalkan kenangan pahit bagi Rasulullah SAW. Ke wilayah yang bersuhu dingin itulah, Rasulullah pernah berhijrah.

Thaif menjadi makmur dan penghasil sayur mayur (atas-kanan). Tempat nabi dilempari batu dibangun dok pribadi

Ada dua kisah menarik, setidaknya paling saya gemari. Ketika pertama kali mendengarnya, saya sempat meneteskan air mata.

Dalam satu kesempatan Rasulullah sedang bersantai dengan istrinya, Aisyah. Sang istri bertanya, "Wahai Rasul peristiwa apa yang Baginda rasakan paling berat, selain Perang Uhud?"

Seperti sudah sering diceritakan pada Perang Uhud ini paman kesayangan Nabi yang bernama Hamzah telah gugur. Berikutnya, sebanyak 70 sahabat setianya terbunuh. Rasulullah pun lututnya kena perangkap senjata tajam. Isu kematian Nabi merebak, membuat pasukannya tercerai berai.

Kepada Aisyah Nabi bercerita. Dia mendatangi beberapa tokoh masyarakat Thaif untuk mengajak mereka taat kepada Allah. Semuanya menolak. Nabi tidak putus asa. Nabi menyusuri sudut-sudut kota Thaif. Ia mengetuk setiap pintu rumah menawarkan Islam kepada siapa pun yang ditemui.

Usaha Nabi malah menimbulkan masalah baru. Mereka enggan menerima ajakan Nabi. Sebaliknya, mereka beramai-ramai menolak, mengusir, bahkan menyakiti Nabi. Bukan hanya orang tua, anak-anak kecil juga turut serta melempari batu.

Rasulullah Saw pergi dalam keadaan bercucuran darah. Beliau mengaku sempat tak sadar ketika sampai di Qorn Tsa'alib, sebuah lereng gunung Akhsyabain. Ketika siuman Nabi terperanjat oleh kedatangan Malaikat Jibril. Dengan suara menggelegar memenuhi ufuk, Jibril berkata:

"Rabbmu mengetahui apa yang diperbuat oleh penduduk Thaif. Dia mengutus malaikat penjaga gunung siap menunggu perintahmu. Malaikat penjaga gunung minta izinmu akan membalikkan semua gunung yang ada agar menimpa penduduk Thaif binasa"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline