Lihat ke Halaman Asli

Arifin BeHa

TERVERIFIKASI

Wartawan senior tinggal di Surabaya

"Mistikus Korporat" di Antara Nasihat dan Petunjuk

Diperbarui: 11 Oktober 2018   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Juliantono Hadi (kiri) memberikan santunan kepada salah seorang Anak Yatim (Dok Pri)

Mengelola sekolah ideal terkadang tidak bisa dicapai secara cepat. Perlu kesabaran untuk menanti tumbuh dan berkembang.

Di antara celah penantian tersebut ada sebuah langkah santun. Membuat rencana induk sejak awal yang terselip nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan agar suatu saat tumbuh dan berkembang sesuai impian.

Berada di atas tanah seluas 3000 meter persegi, terdiri bangunan 3 dan 5 lantai Juliantono Hadi berupaya mewujudkan mimpi. Bersama kawan-kawannya (baca: guru sekolah) dia bercita-cita kelak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dr. Soetomo harus menjadi tempat belajar mengajar yang kredibel.

Bukan sekadar fisik berupa gedung, sarana dan prasarana penunjang saja. Lebih dari itu. Sekolah ini merupakan buah pengingat. Pengingat untuk siapa saja!

Seorang Julianto Hadi menyadari, manusia adalah mahluk labil. Ada kalanya ia berbuat baik, pada waktu lain berbuat buruk. Suatu ketika ia ingat, pada saat lain lupa. Pada satu kesempatan ia benar, pada waktu lain salah. 

Di sinilah pentingnya nasihat untuk mengingatkan. Melalui nasihat disertai petunjuk, orang salah menjadi benar, orang baik menjadi lebih baik, orang lupa segera tersadarkan, dan seterusnya.

Perilaku buruk tidak perlu dilanjutkan. Sikap negatif perlu diperbaiki. Semua butuh nasihat dan peringatan. Pengetahuan manusia terbatas, tak bisa menjangkau segala hal.  Ia perlu mendengarkan nasihat orang lain karena terkadang Allah memberikan petunjuk kepadanya melalui nasihat orang lain.

Hari Rabu (10/10/2018) "nasihat dan petunjuk" itu mewarnai halaman Smekdor's --kependekan dari Sekolah Menengah Kejuruan Dr. Soetomo, Jl. Jojoran IV Surabaya. Seluruh pemangku kepentingan dari Yayasan Tri Tunggal hadir melepas calon jemaah umrah guru dan karyawan Smekdor's. 

Acara syukuran juga dibarengi dengan pemberian santunan kepada 25 Anak Yatim dari Yayasan Roudhotul Falah, Kebraon. Bersamaan itu juga dilakukan pengundian bagi peserta umrah periode tahun 2019. 

Sebagaimana pernah ditulis Kompasiana, Juliantono Hadi -Kepala Sekolah SMK Dr. Soetomo, setiap tahun berinisiatif memberangkatkan umrah secara gratis kepada guru berserta keluarga. Sebagai orang nomor satu di Smekdor's, Juliantono juga mengirim guru-guru non muslim menuju ke Bethlehem atau tempat suci bagi umat Kristiani. Keberangkatan umrah difasilitasi oleh Biro Perjalanan Haji & Umrah PT Manaya Indonesia.

Gus Luthfi Ma'had Tee Bee (atas) memberikan tausiah pada acara keberangkatan jemaah umrah guru dan karyawan Smekdor's (Rabu, 10/10/2018). Juliantono Hadi dan Direktur Manaya, Mukaharam Khadafy (bawah)

Disadari atau tidak, kegiatan umrah dan wisata religi guru non muslim memberikan dampak positif terhadap sistem belajar-mengajar di Smekdor's. Yang lebih menarik, pada setiap acara yang melibatkan guru dan siswa pihak Smekdor's itu, Juliantono Hadi tidak pernah lupa mengundang Anak-anak Yatim.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline