Pandangan masyarakat tentang kecerdasan adalah suatu kepintaran atau kemampuan untuk memecahkan suatu masalah. Gambaran anak yang cerdas adalah anak yang pandai, pintar, selalu naik kelas, dan mendapatkan nilai bagus di kelasnya. Bahkan bisa meluas tentang penampilan anak seperti berbaju bersih, rapi, dan berkacamata. Sebaliknya, gambaran anak yang kurang cerdas adalah anak yang mendapat nilai buruk di kelas, tinggal kelas, lambat berpikir, dan berpenampilan buruk.
Penilaian terhadap kecerdasan anak biasanya dilihat dari nilai-nilai yang dia dapatkan di sekolah seperti matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan sebagainya. Semakin tinggi nilai yang di dapatkan anak, berarti anak tersebut semakin tinggi tingkat kecerdasannya. Hal tersebut berbeda dari pendapat Howard Gardner tentang kecerdasan, dia mengatakan bahwa individu itu memiliki berbagai macam kecerdasan atau lebih dikenal dengan istilah multiple intelligences.
Menurut Gardner, manusia itu sejak lahir sudah memiliki delapan kecerdasan di dalam dirinya. Gardner juga mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada istilah anak bodoh dan pintar, yang ada hanyalah anak yang hanya menonjol pada satu atau beberapa jenis dalam kecerdasan tersebut. Maka dari itu dalam pelaksanaan, penilaian, dan menstimulasi kecerdasan anak harus dilakukan secara teliti dan dibuatkan metode khusus. Hal ini berarti menstimulasi dan mengembangkan kecerdasan pada anak agar lebih terampil sangatlah bisa dilakukan.
Menurut Armstrong (2009: 15-17) ada beberapa poin penting dalam teori multiple intelligences yang diungkapkan Gardner ini, yaitu:
- Setiap orang memiliki delapan kecerdasan. Teori multiple intelligences ini bukanlah sebuah teori untuk menentukan kecerdasan yang cocok, tetapi sebuah teori cognitive functioning yang mengatakan bahwa setiap orang memiliki kemampuan dalam semua delapan kecerdasan.
- Kebanyakan orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan ke dalam tingkat kompetensi yang memadai. Gardner menyarankan bahwa hampir setiap orang memiliki kemampuan untuk mengembangkan delapan kecerdasan ke tingkat kinerja yang cukup tinggi jika diberikan dorongan yang sesuai, pengayaan, dan instruksi.
- Kecerdasan biasanya bekerja secara bersamaan dengan cara yang kompleks. Gardner mengatakan bahwa tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri, setiap kecerdasan berinteraksi satu dengan yang lain.
- Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori. Tidak ada standar yang harus dimiliki seseorang untuk dianggap cerdas di kategori tertentu.
Delapan kecerdasan menurut Gardner sebagai berikut.
1. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence)
Kecerdasan linguistik pada dasarnya adalah kecerdasan individu yang berhubungan tentang kemampuan berpikir dalam menggunakan kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna. Kecerdasan ini dapat ditandai oleh kepekaan pada bunyi, struktur kata, dan bahasa. Anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai hal-hal yang berbau lisan dan tulisan, belajar bahasa, dapat memahami bacaan, mudah mengingat perkataan, banyak kosa kata, dan pandai dalam tata kelola bahasa.
2. Kecerdasan Logis/ Matematis (Mathematical/ Logical Intelligence)
Kecerdasan logis/ matematis ini adalah kecerdasan yang yang berhubungan dengan kemampuan tentang logika dan menyelesaikan operasi yang berkaitan dengan operasi matematika. Salah satu tanda dari kecerdasan ini adalah muncul kepekaan atas pola-pola logis dan kemampuan untuk memahami pola-pola tersebut termasuk numerik dan mampu mengolah tentang alur pemikiran jangka panjang. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai tentang hal menghitung dan menganalisis hitungan, menemukan fungsi, hubungan, bereksperimen, memprediksi, memperkirakan, berpikir induksi dan deduksi, membuat langkah dan strategi, dan mampu berpikir abstrak.
3. Kecerdasan Spasial (Spatial Intelligence)
Kecerdasan spasial adalah kecerdasan tentang kemampuan seseorang untuk berpikir tiga dimensi. Kecerdasan ini bisa ditandai dengan kepekaan dalam melihat dunia spasial secara akurat dan mengubah persepsi awal. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai hal tentang bangunan, desain, denah, dekorasi, dan seni. Mereka juga aktif dalam membuat patung dan bangun tida dimensi lainnya, menciptakan dan menginterpretasikan grafik, pandai dalam navigasi, suka melukis, membuat sketsa dan bangun ruang, serta dapat membayangkan secara detil benda-benda.