Malang,28 Januari 2025 -- Pagar laut atau sea wall yang dibangun di sepanjang pesisir pantai di beberapa daerah pesisir Indonesia, belakangan ini menjadi sorotan karena berdampak signifikan terhadap para nelayan. Meskipun pembangunan pagar laut bertujuan untuk melindungi pantai dari abrasi dan dampak perubahan iklim, namun dampaknya terhadap kehidupan nelayan justru menimbulkan keresahan.
Nelayan di berbagai daerah mengeluhkan penurunan hasil tangkapan ikan setelah pembangunan pagar laut tersebut. Menurut para nelayan, pagar laut menghalangi akses mereka ke lokasi-lokasi tangkapan ikan yang biasa mereka jangkau. Selain itu, perubahan arus laut dan terganggunya ekosistem bawah laut turut mempengaruhi keberadaan ikan di sekitar wilayah tersebut.
polemik kehidupan pesisir mulai kembali bergejolak dengan adanya temuan - temuan pagar laut yang memiliki sertifikat HGB. fenomena ini jelas merupakan sebuah hasil kontrak antara para oknum dan kelompok korporasi (perusahaan) untuk membangun kekuasaan diatas penderitaan masyarakat.
salah satu kasus yang kian hari menimbulkan tanda tanya yaitu pagar laut di tangeran-banten yang terpasang dengan bentang kurang lebih 31 kilometer. yang menjadi kontroversi dikarena laut ini memiliki HGB sehingga ada keterlibatan oknum pemerintahan. perlunya proses advokasi yang dilakukan untuk setiap oknum pemerintahan yang mulai tidak mengindahkan undang - undang, hal ini tentunya polemik untuk masyarakat pesisir dikarenakan ini merupakan sebuah ancaman untuk mata pencaharian, sempitnya area untuk menangkap ikan dan yang lebih berbahaya jika prediksi ini betul yakni terkait suksesi proyek strategis nasional peninggalan presiden jokowi yang dimana kita lihat corak pembangunannya lebih banyak menyentuh area perairan masyarakat.
segera advokasi dan segera pemerintah berbenah untuk memperbaiki cara kepemimpinannya, untuk kemudian dapat memberikan sungbangsi untuk rakyat kecil dan lain lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI