Manusia merupakan mahkluk paling mulia yang diciptakan oleh sang pencipta, memberikan sebuah akal yang nantinya dapat dipergunakan untuk hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan masyarakat sosial pada umumnya.
Perkembangan manusia membawa kepada fenomena dalam lingkaran amnesia. Kenapa kemudian karena kebanyak manusia tidak menggunakan kepalanya untuk membedah apa yang kemudian terjadi dilingkungannya. Kenapa demikian, perkembangan manusia hari ini tidap dapat mengimbangi aspek intelektual yang ada dimasyarakat sebelumnya.
Masyarakat sebelumnya dapat menciptakan berbagai pengetahuan yang nantinya dijadikan sebuah ilmu yang akan menjawab kondisi peradaban pada saat itu, sebut saja seorang filsuf Socrates yang disebut penolong manusia dalam hal ini beliau mencoba mengangkat derajat manusia sebagai ciptaan yang paling mulia dimana dalam hal ini membangun kemandirian dalam berfikir.
Sedikit banyaknya yang dilakukan oleh manusia dalam hal berfikit itu harus timbul dari internal individu itu sendiri. Sehingga konsep belajar yang diberikan adalah bagaimana membuat individu ini bertanya atas dasar kebingungannya.
Melihat praktek pendidikan tersebut, konsep pembelajaran yang berjalan adalah beranjak dari kebingungan individu dan membuat lebih mengenali diri sendiri. Hal ini penting agar dalam pembentukan tingkah laku yang dilakukan dapat beranjak dari apa yang kemudian dialami oleh individu, sehingga prinsip berfikir secara objektif sesuai realitas yang ada pun kemudian terjadi secara tidak langsung
Kembali kepada topik terhadap membangun nalar kritis untuk diri sendiri. Kenapa demikian terjadi, hal ini dalam rangka untuk membuat pribadi tersebut mandiri dalam berfikir dan lebih mengenali aspek kelemahan dan kelebihan oleh individu itu sendiri. Individu seperti inilah yang kemudian diharapkan oleh tuhan berdasarkan aspek dasar pemnciptaan manusia dalam pandangan teologis.
Dengan demikian banyak hal yang dapat diambil hikmanya. Ketika berbicara kemandirian manusia ini dapat secara tidak langsung akan mandiri dan jauh dari sifat ketergantungan, hal inilah seharunya dijalankan dalam aspek pembentukan kepribadian manusia dikarenakan manusia sekarang seakan - akan membawa pengalaman empiris manusia pada zaman dahulu untuk kehidupan hari ini.
Sedangkan sejatinya kondisi pada masa itu sangatlah berbeda, hal yang kemudian dapat diambil adalah aspek semangat dan sosiologis pengetahuannya, bukan pada aspek metode - metode yang dilakukan.
Selain itu semangat belajar perlu menjadi tinjauaan khusu untuk manusia hari ini, agar nantinya manusia ini dapat merdeka secara pemikiran, lepas dari unsur dogmatis, namun yang terjadi adalah kolaborasi pemikiran sehingga terdapat warna dan dinamika dalam kehidupan.
Hal ini penting untuk menjadi titik tinjauan dalam berfikir, sedikit banyaknya apa yang dilakukan itu harus berdasar pada pemahaman aspek individu dan sebuah kelompok.