Lihat ke Halaman Asli

Arif Ihsan

Mahasiswa

Cara membagi Waktu antara Game dan Tugas secara Efektif bagi Mahasiswa

Diperbarui: 20 Desember 2024   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Manajemen Waktu (Sumber: Pinterest/https://id.pinterest.com/pin/749567931764858861/)



Perkembangan teknologi yang pesat dalam tiga dekade terakhir telah mengubah cara generasi muda berinteraksi dengan hiburan digital, terutama dalam hal bermain game. Pergeseran dari konsol game tradisional dan komputer desktop ke perangkat mobile mencerminkan perubahan signifikan dalam minat dan gaya hidup. Smartphone dan tablet, dengan aksesibilitas mereka yang tinggi, telah menjadi platform utama untuk gaming, memungkinkan pemain untuk menikmati pengalaman bermain game kapan saja dan di mana saja. Fenomena ini tidak terbatas pada anak-anak sekolah saja, tetapi juga meluas ke kalangan mahasiswa dan orang dewasa, menunjukkan daya tarik universal dari mobile gaming. 


Bagi mahasiswa, kehadiran game mobile ini membawa tantangan tersendiri dalam hal manajemen waktu. Di satu sisi, game dapat menjadi sarana hiburan dan relaksasi yang efektif di tengah padatnya jadwal perkuliahan. Namun, di sisi lain, kecanduan game dapat mengganggu fokus belajar dan produktivitas akademik. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam membagi waktu antara bermain game dan menjalani aktivitas perkuliahan. Hal ini mencakup penetapan prioritas, penjadwalan yang ketat, dan disiplin diri untuk menjaga keseimbangan antara hiburan dan tanggung jawab akademik. Dengan pendekatan yang tepat, mahasiswa dapat memanfaatkan kesenangan bermain game sambil tetap mempertahankan prestasi akademik mereka. Berikut ini cara-cara yang dapat kita lakukan untuk membagi waktu antara bermain game dengan aktivitas kuliah: 

1. Menyusun agenda atau jadwal

Dengan membuat jadwal harian, kita dapat mengoptimalkan penggunaan waktu dan meningkatkan produktivitas. Pagi hari dapat dimanfaatkan untuk mereview materi belajar, mempersiapkan diri untuk kegiatan hari itu, dan menetapkan prioritas. Siang hari bisa digunakan untuk menghadiri kuliah dan melakukan presentasi, sementara sore hari dapat digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas yang memerlukan konsentrasi lebih. Dengan pembagian waktu yang terstruktur seperti ini, kita dapat memastikan bahwa setiap aspek akademik mendapat perhatian yang cukup.


Selain jadwal harian, mengatur jadwal mingguan juga penting untuk menyeimbangkan berbagai aspek kehidupan. Dengan mengalokasikan hari Selasa hingga Jumat untuk fokus pada kegiatan perkuliahan, kita dapat memaksimalkan waktu belajar dan partisipasi di kelas. Akhir pekan (Sabtu dan Minggu) dapat digunakan untuk istirahat, rekreasi, dan kegiatan sosial, yang penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Senin dapat dialokasikan untuk pekerjaan sampingan yang memberikan pengalaman kerja berharga. Pendekatan ini memungkinkan kita untuk mengelola waktu secara efisien, menjaga keseimbangan antara studi, istirahat, dan pengembangan diri. Perencanaan agenda sangat diperlukan karena Anda bisa memprioritaskan tugas penting, lebih terorganisir, mengurangi stres, dan dapat meningkatkan produktivitas. (Jones, 2023)


2. Menerapkan Gaya Hidup Sehat 

Sehat merupakan suatu anugerah yang karenanya kita dapat melakukan aktivitas secara lancar. Oleh karena itu, kita yang sehat seharusnya bersyukur, serta yang sakit semoga diberi kesembuhan. Jika kita menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, maka kita tidak akan terhambat dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah ataupun aktivitas lainnya.


Gaya hidup sehat dapat diterapkan melalui berbagai cara sederhana namun efektif. Contohnya, tidur yang cukup minimal 8 jam sehari dapat membantu tubuh beristirahat dan memulihkan energi. Selain itu, penting untuk memperhatikan asupan makanan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung protein yang baik bagi pertumbuhan dan perbaikan sel-sel tubuh. Sebaliknya, kita perlu menghindari makanan yang berlemak dan minuman bersoda yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jangka panjang.


Tidak hanya aspek fisik, kesehatan mental juga perlu dijaga dengan menghindari stres berlebihan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengelola waktu dengan baik, melakukan kegiatan yang menyenangkan, dan bersosialisasi dengan orang-orang terdekat. Dengan menerapkan gaya hidup sehat secara menyeluruh, kita dapat menjaga kesehatan fisik dan mental, sehingga mampu menjalani aktivitas sehari-hari dengan optimal dan penuh semangat.


3. Tentukan Metode Belajar yang Sesuai 

Metode belajar yang sesuai dengan pribadi mahasiswa dapat membantu memahami materi dengan lebih efisien. Masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, yaitu mendengarkan (auditori), melihat (visual), dan merasakan (kinestetik). Gaya belajar visual cenderung dapat memahami dengan cara melihat. Auditori yaitu dengan mendengarkan; hal ini dapat dilakukan dengan berdiskusi, mendengarkan orang lain, dan belajar dengan stimulasi musik. Kinestetik adalah gaya belajar dengan merasakan atau bertindak, contohnya membuat teka-teki tentang pecahan.


4. Konsisten dan Disiplin

Konsisten yaitu tidak berubah-ubah dan disiplin adalah taat waktu. Kedua hal ini sangat penting kaitannya dengan manajemen waktu belajar. Hal ini dikarenakan, suatu perilaku jika sudah menjadi kebiasaan, maka orang itu akan cenderung tepat waktu. Hal ini diperlukan komitmen yang kuat karena biasanya godaan. Komitmen seperti membahagiakan kedua orang tua hingga demi mencapai cita-cita yang diimpikan. 


Konsistensi adalah kunci menuju kesuksesan. la menciptakan kebiasaan. Dan kebiasaan yang baik mengarah pada kesuksesan Seperti kata Anthony Robbins, seorang motivator kelas dunia, "Bukan apa yang kita lakukan sesekali yang membentuk hidup kita, melainkan yang kita lakukan secara konsisten." (Tea, 2020)


Mengatur jadwal prioritas yaitu agar dapat membagi aktivitas yang ada sehingga tidak membuang waktu. Dengan gaya hidup sehat juga memberikan kelancaran pada aktivitas produktif yang ada. Agar belajar menjadi lebih paham, maka kita harus mengetahui gaya belajar diri sendiri. Menerapkan kebiasaan produktif juga memiliki banyak rintangan, seperti rasa malas. Oleh karena itu, diperlukan konsistensi yang maksimal dari dalam hati agar terbentuk kebiasaan yang baik setiap harinya. Intinya, masing-masing poin di atas saling melengkapi satu sama lain. Jika salah satu tidak dilakukan, mungkin hasilnya akan kurang optimal. Nah, itulah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pembagian waktu pada mahasiswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline