Lihat ke Halaman Asli

Arif

Bersahabat dengan Bersahaja

Globalisasi untuk Siapa?

Diperbarui: 4 Juni 2020   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://finance.detik.com/

Jika kita mendengar kata globalisasi maka pikiran kita langsung akan tertuju pada pergaulan antar negara dunia, tanpa sekat dan tanpa hambatan-hambatan dalam melakukan hubungan kerjasama antar negara dunia. 

Lalu apakah benar demikian? Tanpa globalisasi apakan suatu negara dapat maju dan berkembang? Ataukah globalisasi hanya akan menguntungkan negara-negara tertentu saja. 

Hari ini berbagai media memuat berita tentang Presiden Amerika Donald Trump marah, salah satu media memuat judul "Trump marah gara-gara RI pajaki Netflix cs" (m.detik.com; Rabu, 3 Juni 2020). 

Secara garis besar berita ini memuat sikap pemerintah Amerika Serikat yang akan mengambil tindakan dan upaya untuk melindungi perusahan-perusahan Amerika tersebut. 

Jika tindakan melindungi perusahaan Amerika dengan memberikan tekanan kepada negara indonesia, maka kita harus membuat perhitungan-perhtungan yang memposisikan negara kita dalam posisi seperti apa. Menguntungkan atau merugikan. 

Deal ekonomi yang dominan ataukah menonjolkan rasa nasionalis kita. Sederhananya Indonesia diuntungkan secara makro ataukah malah sebaliknya indonesia merugi. Pemerintah mempunyai pertimbangan skala ekonomi yang bisa dipubliskan agar masyarkat secara umum dapat membuat kalkulasinya sendiri. 

Berapa banyak uang yang kita dapat dari Amerika dan berapa banyak juga uang yang harus kita berikan kepada Amerika, Neraca perdagangan Amerika dan Indonesia benilai positif ataukah negatif, lebih banyak kita membayar kepada Amerika ataukah sebaliknya. 

Hal-hal seperti ini harus masuk dalam pemikiran pemimpin bangsa agar kedepan negara kita bisa tetap mempertahankan harga diri dengan tetap memperhatikan lalulintas keuangan kita. 

Netflix hanyalah salah satu contoh bagaimana perusahan asing sangat dilindungi oleh negaranya. Mungkin masih banyak lagi kasus-kasus seperti ini yang tidak naik ke permukaan sehingga hanya menjadi deal-deal sesaat dari aparatur negara yang mungkin saja hanya menguntungkan sesaat namun harga diri bangsa dipertaruhkan.

Jika negara maju menekan negara berkembang dan miskin, maka pertanyaannya adalah pentingkah globalisasi? atau apakah globalisasi hanya sebuah mediah yang digaungkan oleh negara-negara maju untuk dapat menekan negara lain. 

Globalisasi menjadi alat pembenaran dalam tindakan diskriminasi dari negara maju. Tanpa kita sadari negara kita terbawah dalam arus yang sebenarnya merugikan negara kita. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline