malam ini dunia terasa begitu kecil di hadapan langit yang lapang dan tak terbatas. bulan dipenuhi pesona, ia menggantung seperti sebutir permata di atas mahkota malam yang menghadirkan tenang juga damai.
aku terbawa pada mimpi ihwal malam seribu bulan. Layaknya seorang penyair yang menciptakan kata-kata dengan hati juga perasaan terhalus yang ada pada dirinya, aku merenungkan setiap detik turunnya al-quran. seperti aliran sungai yang menembus tebing-tebing batu, ayat-ayat suci itu mengalir ke dalam diriku, ia menenangkan jiwa yang gelisah.
aku terjaga di antara misteri dan keajaiban yang tersembunyi di langit. layaknya seorang pelaut yang melintasi lautan biru yang dalam, aku merenungkan tentang bagaimana hidup dan bagaimana aku bisa tumbuh tanpa tuntunannya.
langit terasa begitu intim, layaknya pangkuan ibu yang hangat, lembut dan penuh nubuat. seperti sebutir pasir---mengalir di antara jari jemariku. aku merenung tentang betapa besar dan indahnya penciptaan. aku seperti menjadi sebutir pasir pada sebuah garis pantai yang memanjang di seluruh semseta
aku dibesarkan oleh kebesaran yang maha kuasa. pada hening malam, aku merenungkan perihal malam seribu bulan, tentang pesona malam turunnya al-quran ke bumi, layaknya seorang penyair yang menciptakan puisi ini.
aku merenung tanpa kata setelahnya, dan membiarkan malam-malam yang tersisa untuk kudekap lebih lama dari biasanya.
makassar, 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H