Lihat ke Halaman Asli

ARH

Teknisi IT

"Hidup yang tak Teruji, Tak Layak dijalani" : Quote yang Bikin Cetar Membahana

Diperbarui: 21 Desember 2024   05:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG


Socrates, salah satu filsuf terbesar dalam sejarah, terkenal dengan pernyataannya yang mendalam, "The unexamined life is not worth living." Ungkapan ini diucapkan selama persidangan dirinya di Athena pada tahun 399 SM, di mana ia dituduh merusak pemuda dan tidak menghormati dewa-dewa kota. Pernyataan ini tidak hanya menggambarkan pandangan Socrates tentang kehidupan dan filsafat, tetapi juga menjadi dasar dari metode filosofisnya.

Bagi Socrates, kehidupan tanpa refleksi dan penyelidikan dianggap kurang bermakna. Dia meyakini bahwa tujuan tertinggi manusia adalah mencari kebijaksanaan dan pemahaman tentang diri sendiri serta dunia di sekitarnya. Tanpa menguji dan mempertanyakan keyakinan, tindakan, dan nilai-nilai kita, hidup dianggap dangkal dan hampa. Socrates menggunakan metode dialektika, yang dikenal sebagai metode Socratic, untuk mendorong orang-orang berpikir kritis dan mempertanyakan asumsi mereka. Dia sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan lawan bicaranya untuk merenungkan dan mengevaluasi pandangan mereka sendiri.

Selama persidangan, Socrates diberi kesempatan untuk mengusulkan hukumannya sendiri. Alih-alih memohon keringanan, ia menegaskan bahwa hidup tanpa kemampuan untuk bertanya dan mencari pengetahuan lebih buruk daripada kematian. Ketika ditawari pengasingan sebagai alternatif dari hukuman mati, Socrates menolak, mengatakan bahwa ia lebih memilih mati daripada hidup tanpa filsafat. Komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap prinsip-prinsipnya akhirnya mengantarkannya pada eksekusi dengan meminum racun hemlock.

Socrates memiliki dampak yang besar pada filsafat Barat. Penekanannya pada pencarian kebenaran dan penggunaan dialog sebagai alat untuk mencapai pengetahuan telah membentuk dasar pemikiran filosofis selanjutnya. Murid-muridnya, terutama Plato, melanjutkan dan mengembangkan ide-idenya, memastikan bahwa ajarannya bertahan sepanjang zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline