Lihat ke Halaman Asli

Mimpi Seorang Workaholic

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mas, hari ini ada pembahasan UU Zakat di DPR!” Panji, seorang relawan kantor datang tergopoh-gopoh ke ruang rapat. Padahal pertemuan rutin manajemen akan dimulai.

Kaget. Padahal hari ini masih awal hari selesainya reses DPR. Dan biasanya tidak pernah kejadian anggota dewan langsung mengadakan rapat di hari pertama mengantor. Setengah mengantuk akibat demam final piala dunia dan tebak-tebakan Paul “Si Squidward” serta  DC dengan kode “ajaib”nya, saya menjawab, “Coba cek yang betul”.

“Bener mas, tadi saya baru lihat di internet. Bahkan ga hari ini saja, sampe sabtu akan ada agenda pembahasan RUU Zakat. Gimana nih mas? Saya harus berangkat?”

Saya berpikir sejenak. Kejadian mendadak seperti ini terkadang membuat kepala saya suka pening. Sementara agenda koordinasi divisi tidak bisa saya tinggalkan. “Oke, ente berangkat hari ini. Besok sampai sabtu kita kawal bareng!”.

Rekan lain terlihat menunggu laporan yang akan saya sampaikan; mas anan, mas ria, mas farisi, dan Pak Suk.

Terasa semangat yang menggelora. Bagaimana tidak, sudah satu bulan ini DPR dalam proses reses. Agenda pembahasan revisi UU Pengelolaan Zakat yang sempat terkatung-katung dan lamban perkembangannya, sementara mandat yang diberikan kepada divisi untuk mengawal UU ini tak pernah kendor pertanyaan evaluasinya. Tak heran tingkat stres yang saya alami begitu tinggi.

“Aku ingin teriak bebas, Cinta” ucapku pada istri suatu waktu.

Tak berapa lama, saya pun mengoordinisasi Panji apa yang harus dilakukan. Targetan lobi pun saya sampaikan. Kejar bapak ini, sampaikan ke ibu itu. Jangan lupakan konten materi.
Sekali lagi, tak bisa ku pungkiri, berita pagi ini begitu membuat pagi hariku begitu merah-semangat.

Sekonyong-konyong….

“Mas, bangun. Nanti kesiangan ke kantor”

Suara lembut itu menyadarkan dari lelapku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline