Sebagai pengusaha sukses di bidang teknologi, Reza memiliki segala yang ia impikan: kekayaan, popularitas, dan kehidupan yang nyaman. Sinar matahari pagi menembus jendela kamar Reza menghangatkan ruangan dengan lembut. Reza bangun dari tempat tidurnya yang empuk di apartemen mewahnya di pusat Jakarta.
Setelah mandi dan berpakaian, Reza duduk di balkon sambil menikmati secangkir kopi, pemandangan kota Jakarta yang sibuk terhampar di depan matanya, namun pikirannya melayang jauh ke desa kecil tempat Reza tumbuh dulu. Di sana, bersama Caca sering bermain dan belajar bersama di bawah pohon beringin besar di halaman sekolah.
Caca kecil selalu penuh semangat dan ceria, dengan rambut hitam panjang yang selalu dikepang rapi. Reza selalu terpesona oleh kecantikan alami Caca, meskipun saat itu belum sepenuhnya menyadarinya.
Setelah memeriksa email dan jadwal harian, Reza melihat undangan untuk menghadiri pertunjukan grup idol terkenal di sebuah mal mewah. Nama Caca langsung terlintas di pikirannya. Ia tersenyum kecil, merasa tertarik untuk hadir.
Suatu sore, Reza mengenakan setelan jas elegan dengan dasi yang sempurna. Berangkat menuju ke mal mewah di Jakarta dengan mobil sport hitamnya. Suasana di mal tersebut ramai dengan para penggemar yang menanti penampilan idola mereka. Reza berjalan melewati kerumunan dengan anggun, menuju area VIP yang telah disediakan untuk para tamu penting.
Setelah duduk di barisan depan, Reza memandangi panggung dengan penuh antisipasi. Ketika lampu panggung mulai menyala dan musik mengalun, hatinya berdebar kencang. Di atas panggung, Caca muncul dengan kecantikan yang memukau. Rambut hitam panjangnya berkilauan di bawah cahaya, kulitnya yang mulus memancarkan pesona yang memikat semua orang yang melihatnya.
Setelah pertunjukan selesai, Reza merasa harus menemuinya, dengan mudah mendapatkan akses ke belakang panggung melalui koneksi bisnisnya. Saat memasuki ruang ganti, terlihat Caca sedang duduk di depan cermin, menghapus make-upnya.
"Caca?" panggil Reza dengan suara lembut.
Caca berbalik dan menatapnya dengan mata besar yang indah. Keheningan sejenak sebelum Caca mengenali Reza. "Reza? Apa benar ini kamu?" tanyanya dengan suara yang terdengar sangat familiar namun lebih dewasa.
"Ya, Caca. Ini aku, Reza. Lama tidak bertemu," jawab Reza sambil tersenyum.