Lihat ke Halaman Asli

Yang Jauh di Sana Tolong Dekatkan, Salam Tempel yang Dirindukan

Diperbarui: 9 Mei 2021   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber. Kumparan

Lebaran sebentar lagi, umat muslim merayakan kemenangan setelah berpuasa sebulan lamanya. Senang bagiku jika puasa ku tak ada yang bolong dan melimpah rezeki ku dapat bonus dari kerabat terdekat. Momen yang paling ditunggu jika lebaran tiba yaitu salam tempel.

Lebaran kali ini masih ada yang ngasih salam tempel enggak ya ? tradisi salam tempel memang sudah menjadi salah satu ciri khas ketika lebaran tiba. Ya, salah satunya anak usia dini yang sering meminta salam tempel. Wajib bagi kerabat dekat yang sudah bekerja diminta untuk salam tempel.  

Salam tempel dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti salam yang disertai uang (atau amplop berisi uang) dan sebagainya yang diselipkan dalam tangan orang yang disalami. Salam tempel merupakan tradisi turum temurun nominal yang begitu beragam tergantung si pemberi mengisinya di dalam amplop.

Awal mulanya tradisi ini berawal dari Abad Pertengahan. Pada masa kekhalifahan fatimiyah yang membagikan uang, permen, atau pakaian pada anak-anak muda, dan orang tua pada hari pertama Idul Fitri

Namun, seiring berjalannya waktu tradisi ini berubah menjadi sejumlah uang tunai pecahan-pecahan kecil yang biasanya diberikan dari orang tua dan kerabat-kerabat dekat kepada anak-anak mereka. Tradisi sehabis bulan ramadhan ini sering dijadikan para orang tua kepada anaknya sebagai bentuk hadiah kepada anaknya sebab telah berhasil menyelesaikan kewajiban puasa selama 1 bulan penuh

Alasan lainnya para orang tua menggunakan tradisi salam tempel untuk mengajarkan kepada anaknya cara menabung uang untuk masa depan. Selain mendorong anaknya untuk menabung sejak dini para orang tua juga menerapkan kebiasaan yang bermanfaat bagi anaknya.

Senang jika anak kecil mendapatkan salam tempel dari kerabat. Waktu dulu saya masih kecil sering namanya berburu salam tempel kepada kerabat. Meskipun nominalya tidak seberapa yang saya ingat adalah bentuk amplop yang lucu dan menjadi bahan koleksi. Apalagi paling senang jika diajak bertamu kerumah kerabat dekat.

Dulu ketika masih kecil yang paling diharapkan adalah salam tempel tak peduli berapa banyak makanan dan minuman yang tersusun rapi di atas meja. Berapa pun nominalnya akan tetap diterima dengan senang hati. Senyam-senyum lalu pamit pulang ya begitulah anak kecil. Momen-momen seperti ini hanya ditemukan saat lebaran saja.

Sekarang pandemi masih belum berakhir, terbilang sulit jika ingin bertamu di situasi seperti ini. Mungkin permasalahan salam tempel akan teratasi dengan adanya e-money walapun via transfernya melalui orang tua. Tetapi tak begitu masalah yang penting salam tempel masih menjadi tradisi walaupun situasinya masih beriringan dengan pandemi virus covid-19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline