Jam pembelajaran telah berakhir. "kriiiing...kriiiing..."suara lonceng berbunyi, anak-anak mulai keluar kelas untuk istirahat. Ada yang menuju ke kantin ada juga yang masih ada di dalam kelas.
Bu Ririn masih duduk di tempat duduknya, tanpa bergeming meski ada lalu lalang murid-murid keluar kelas. Bu Ririn asyik melihat handphonenya sambil membaca tulisan status IG anaknya. Terlihat mata beliau berkaca-kaca mengingat anak beliau Salsa. Salsa adalah anak yang lincah,cantik, pandai dan ramah. Dia juga mempunyai segudang prestasi yang dapat dibanggakan. Dia kurang beruntung dibesarkan oleh keluarga yang senantiasa ribut karena ada saja ulah ayahnya yg senantiasa menyakitkan hati. Sosok ayah Salsa adalah ayah yang kurang bertanggung jawab pada keluarga dan kurang perhatian pada anak istrinya. Disamping itu perangainya yang keras dan suka main tangan, kadang menjadikan anaknya sebagai sasaran kemarahannya. Sang ayah cuma bangga jika anaknya berprestasi, pastinya akan dia posting kemana-mana dan jika tidak ayahnya cuek tidak peduli, itu yang dirasakan oleh Salsa. Hampir semua kebutuhan Salsa dan adiknya, mamanyalah yang memenuhinya. Salsa sangat dekat dengan mamanya, semua yang dia rasakan sedih dan bahagia ia curahkan pada mamanya.
Status IG Salsa dengan lukisan anak bayi yang digendong ibunya, dengan iringan musik mengalung sedih sehingga menambah suasana hati Bu Ririn memelas.Beliau membaca status dalam hati sambil menahan airmata yang hampir saja menetes. Pada lukisan ibu berkata,"kamu harus kuat seperti mama, kalau jatuh bangkit lagi ya nak", dan anak pada lukisan berkata, "akan ku tanamkan jiwa kuat seperti mama". dengan caption dibawah gambar dituliskan," klo cape boleh istirahat dulu kan ma?, maaf belum bisa jawab waktu mama tanya kenapa kakak ga pulang, tapi kakak sempetin pulang meskipun sore dan balik paginya..., sehat-sehat ya ma? kaka izin berproses dan berprogres dulu di sini, kaka janji setiap kakak pulang harus ada kabar baik buat mama dan harus ada hal kebanggaan dari kakak buat mama (meskipun hal itu kecil), karena rasa capeknya kakak ilang kalau liat mama seneng, walaupun segi manapun susah dan beratnya mencapainya klao mama udah bilang"selamat", semua semua sudah terbayarkan dengan rasa senang. Caption di akhiri dengan gambar kepala dengan mata berkaca-kaca dan tangan i love you.
Tak sanggup menahan airmata yang mulai menetes, Bu Ririn cepat-cepat menyeka air mata itu dan seraya beliau berdiri meninggalkan kelas seraya menganggukkan kepala pada saat murid menyapanya.
Diruang kantor guru terlihat Bu Ririn murung sambil terus scroll handphone nya, untuk dapat mencari status anaknya yang lain baik di IG dan tiktoknya. Pandangannya sekarang menerawang jauh seolah-olah menembus ruang mengingat semua kejadian yang terjadi dalam rumah tangganya dan anak-anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H