Lihat ke Halaman Asli

Arifatul azizah

Mahasiswa UIN KHAS Jember

Guru, Digugu dan Ditiru

Diperbarui: 19 Maret 2020   05:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Dalam filosofi bahasa Jawa, kata guru memiliki makna "digugu" dan "ditiru". Mungkin banyak yang tidak mengerti sebenarnya apa yang dimaksud digugu dan ditiru. Jadi disini saya akan menjelaskan maksud dari kata digugu dan ditiru.

Banyak yang tidak mengerti apa arti digugu itu. Digugu artinya dipercaya, dipatuhi. Jadi sebagai guru setiap ucapan, nasihat, dan tutur katanya harus bisa dipercaya dan dipatuhi oleh para murid. Dan murid harus memercayai dan menganggap benar serta mematuhi apa yang dikatakan oleh guru tetapi hanya dalam hal kebaikan saja.

Sekarang ini banyak guru yang tidak benar-benar menjadi guru bagi para murid. Karena mereka tidak bisa dipercaya dan dipatuhi oleh murid-muridnya. Guru mengajarkan atau memerintahkan sesuatu yang tidak benar kepada murid-muridnya.

Seperti guru memerintahkan sesuatu yang tidak seharusnya atau tidak sepantasnya dilakukan oleh murid. Sangat disayangkan memang jika ada guru yang seperti itu. Karena dengan seperti itu bisa membuat murid menjadi tidak suka pada guru dan meremehkan seorang guru.

Kata ditiru artinya diikuti, dicontoh, diteladani. Sebagai guru harus bisa dicontoh dan diteladani oleh para murid. Guru harus memberikan contoh yang baik kepada murid-muridnya. Karena setiap murid pasti akan meniru atau mencontoh sikap, perilaku, dan tingkah laku gurunya. Apabila tingkah laku guru kurang baik, maka akan menghasilkan siswa yang tingkah lakunya kurang baik juga.

Namun sekarang semua seolah sudah terbalik dan filosofi tersebut juga seperti sudah tidak dianggap lagi. Banyak orang yang sudah melupakan filosofi tersebut. Sekarang banyak kita lihat seorang guru berlaku kasar dan keras yang melampaui batas kepada murid.

Meskipun seorang murid memiliki tingkah laku yang nakal atau bandel, tetapi tidak seharusnya seorang guru melakukan kekerasan kepada muridnya. Akan lebih baik jika guru tersebut memberikan nasihat, pengertian, dan contoh yang baik kepada murid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline