Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Pertunjukan Samman Madura yang Penuh Makna

Diperbarui: 4 Desember 2022   00:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

TRADISI PERTUNJUKAN SAMMAN MADURA YANG PENUH MAKNA


Madura merupakan sebuah pulau yang ada diwilayah Jawa Timur. Madura terkenal dengan logat bahasa yang khas dan masyarakat yang kental dengan keislamannya. Madura banyak menyimpan tradisi unik dan menarik yang berakulturasi dengan nilai-nilai keislaman. Banyak tradisi yang lahir dari akulturasi nilai-nilai islam dan memiliki pengaruh bagi kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah tradisi budaya pertunjukan samman.

Samman merupakan seni pertunjukkan yang telah menjadi tradisi dalam masyarakat Madura dengan menampilkan gerakan dan pujian yang berlafazkan zikir dan tasbih dengan membentuk lingkaran yang beranggotakan 26 orang dan disetiap gerakan memiliki makna yang terkandung dalam kehidupan masyarakat.

Asal mula samman ada di desa Larangan Timur, kecamatan Tanjungbumi,kabupaten Bangkalan, Madura yaitu samman mulai muncul pada abad ke 18 yang dibawa oleh seorang bernama  Syech Muhammad bin Abdul Karim As-Samani, selanjutnya diturunkan kepada KH. Muzakky yang berasal dari Bhuju' Batokolong. 

Dikisahkan bahwa pertunjukan samman ini dijadikan sebagai media atau strategi untuk menyebarkan agama Islam dengan mengganti lafaz yang diucapkan saat pertunjukan samman diganti dengan zikir Lailahaillalloh Muhammadurrosululloh (kalimat syahadat). Tutur Kyai As,Ari, Sesepuh desa dan merupakan senior zamman di desa Larangan Timur.

            Adapun gerakan dan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi pertunjukkan saman yaitu:

  • Gerakan duduk sambil melambaikan tangan seperti orang mencangkul yang diiringi dengan kalimat Dzikir dan tasbih "Laiilahaillallah Muhammadurrosulullah". Makna dari gerakan ini yaitu bercocok tanam dengan mengucapkan kalimat tauhid. KH. Muzakky ketika bercocok tanam selalu berzikir dan bertasbih sehingga dijadikan gerakan samman sampai saat ini.
  • Gerakan duduk sambil menggerakkan tangan dan badan membentuk gulungan ombak yang diiringi dengan kalimat berbahasa Madura " mate tase' buwweng ngambeng" dan disambung dengan kalimat Dzikir "lailahaillalah disambung dengan kalimat Ya Ilahi". Makna dari gerakan ini yaitu majheng menggunakan perahu untuk menangkap ikan dan KH. Muzakky disetiap datang ombak (ghulung ombak) selalu mengucapkan kaliamat Lailahaillallah dan dilanjutkan dengan kalimat Ya Ilahi sehingga dijadikan gerakan samman sampai saat ini.
  • Gerakan berdiri berjalan membentuk lingkaran dengan dengan mengucapkan kalimat Dzikir " Lailahaillalloha'ah".
  • Gerakan berdiri dengan gerakan silat (Pencak Silat) dengan diiringi Dzikir dan Tasbih "Lailahaillalloha'ah". Makna dari gerakan ini yaitu untuk menghubungkan hati Nurani dengan Allah S.W.T.
  • Gerakan melingkar dan berjalan seperti ular dengan diiringi kalimat "kasih ampun permisi pulang, pulang lagi kerumahnya dan dilanjutkan dengan diiringi kalimat Dzikir Lailahaillallah". Makna dari gerakan ini yaitu sebagai tanda pamit dan pertunjukan samman akan selesai.

Pertunjukan tradisi kesenian samman dadakan ketika ada acara pernikahan, slamettan (Rumah, Lahan, haul) dan acara pertunjukkan untuk lomba atau udangan warga kampung. Samman dilaksanakan pada pukul 21.00Wib sampai dengan pukul 00.00Wib.

Pertunjukkan samman ini bisa ditonton oleh semua anggota masyarakat mulai dari anak anak sampai orang tua. Pertunjukkan samman ini sangat dinanti oleh masyarakat karna seru dan menarik, selain sebagai hiburan untuk masyarakat sekarang juga sebagai wahana untuk mengetahui keunikan yang ada pada setiap gerakan dan kalimat Dzikir yang dilantunkan.

Gambar: Tadisi Pertujukkan Samman di Desa Larangan Timur, Kecamatan Tanjungbumi, Bangkalan, Madura.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline