Lihat ke Halaman Asli

arif ardliyanto

jurnalis, pengajar, entrepreneurship

Jangan "Tertipu" Janji Manis Pembiayaan Online, Jelilah Memilih!

Diperbarui: 12 Oktober 2019   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perusahaan pembiayaan melakukan Safari di  Sidoarjo untuk mengejar target di akhir tahun/arif ardliyanto

Tak ada kata sulit dalam bisnis pembiayaan, masyarakat semakin dimanjakan dengan pinjaman-pinjaman dari perusahaan pembiayaan. Bahkan pinjaman tanpa disertai dengan jaminan semakin marak, apalagi muncul financial technology (fintech) yang 'mengobral' pinjamannya dengan mudah.

Pinjaman sistem ini (fintech) seolah-olah 'mengepung' masyarakat Indonesia. Betapa senangnya masyarakat mendapat kesempatan pinjaman tanpa disertai jaminan. 

Sistem pinjaman inipun merangkak naik, tercatat kenaikan pembiayaan tahun 2019 merangkak ke angka 7 persen. Angka di luar prediksi banyak orang, karena banyak perusahaan-perusahaan memprediksi tahun ini bisnis pembiayaan tidak jauh dari tahun 2018, yakni tumbuh diangka 5 persen.

Lucy salah satu warga Surabaya merupakan penikmat fintech. Di saat pinjaman ke bank konvensional sanat sulit, ia langsung kegirangan mendengar pinjamannya melalui online mendapat respon hingga disetujui. Tak tanggung-tanggung, wanita 27 tahun inipun meminjam Rp 2 juta untuk menyambung hidupnya.

Enak memang dirasakan, apalagi menikmati uang pinjaman tanpa disertai jaminan seperti mendapatkan berkah dari Yang Maha Kuasa. Namun kenikmatan yang dirasakan Lucy tidak bertahan lama. Setelah jatuh tempo penderitaan mulai dirasakan, penyesalan datang belakangan.

Dari penyesalan itu, keluar kata-kata yang menyentuh hati untuk tidak tertipu dengan janji manis pinjaman online.

Kenapa begitu? Wanita kelahiran Lamongan ini mengungkapkan kalau proses penagihan yang dilakukan fintech sangat menakutkan. Karena tidak kuat membaayar hutang serta bunganya, nama baik dia menjadi taruhan. Ia diteror tanpa ampun, karena tidak tahan akhirnya memutuskan untuk menghanguskan nomor hanphone-nya.

Tidak berhenti disitu, perusahaan pembiayaan secara online ini pun menteror saudara, keluarga, bahkan temannya. Cara-cara yang dilakukan perusahaan pembiayaan ini meluluhlantahkan diri Lucy. Tidak ada bayangan sedikit-pun kalau proses penagihan yang dilakukan seperti 'preman'.

Saudara, keluarga, dan temannya diteror layaknya penjahat yang melakukan kejahatan keji. Banyak kata-kata tidak pantas keluar dari penagih yang menyesakkan dada. Akhirnya, ia memilih diam dan memberikan klarifikasi kepada keluarga, teman, dan saudara.

Sepenggal cerita ini menjadi salah satu pertimbangan jika ingin memutuskan untuk melakukan pinjaman secara online. Karena tidak semua yang mudah akan berakhir indah pada waktunya. Untuk itu, masyarakat harus jeli dan teliti dalam menentukan langkah, jangan sampai terjerumus dengan kemudahan-kemudahan yang dipamerkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline