Arif Ardiansyah
Kesehatan mental itu seperti fondasi sebuah bangunan. Jika fondasinya kuat, bangunan itu akan kokoh berdiri. Begitu pula dengan kesehatan mental, jika kita memiliki kesehatan mental yang baik, kita akan mampu menghadapi berbagai tantangan hidup dengan lebih baik. Namun, jika fondasinya rapuh, bangunan itu akan mudah runtuh. Sama halnya dengan kesehatan mental, jika kita tidak merawatnya dengan baik, kita akan rentan mengalami masalah kesehatan mental.
Layaknya kesehatan fisik, kesehatan mental adalah fondasi utama dalam membangun kehidupan yang berkualitas. Jika tubuh yang sehat memungkinkan seseorang bergerak leluasa, maka mental yang sehat memberikan ruang bagi pikiran untuk berpikir jernih, merasakan kebahagiaan, dan menjalani kehidupan dengan penuh makna. Orang dengan kesehatan mental yang baik mampu menikmati dinamika kehidupan, mengembangkan rasa syukur, serta mengambil keputusan yang bijaksana. Lebih dari itu, mereka juga dapat membangun hubungan yang harmonis dengan orang-orang di sekitarnya serta menghadapi berbagai tantangan hidup dengan ketangguhan.
Sering kali, kesehatan mental disalahartikan sebagai sesuatu yang hanya berkaitan dengan gangguan jiwa. Stigma ini membuat banyak orang ragu untuk mengakui bahwa mereka sedang berjuang menjaga keseimbangan emosi dan pikiran. Padahal, kesehatan mental berada dalam spektrum yang luas---dari kondisi mental yang prima hingga gangguan yang membutuhkan penanganan profesional.
Di dalam spektrum ini, ada mereka yang hidup dengan mental yang sehat, ada yang mengalami tekanan namun masih mampu mengatasinya, dan ada pula yang berada dalam kondisi gangguan yang memerlukan bantuan medis. Memahami spektrum ini penting agar kita dapat bersikap lebih bijak dalam menilai kesehatan mental diri sendiri maupun orang lain.
Seperti taman yang mulai kehilangan kesegarannya, kesehatan mental yang terganggu juga menunjukkan tanda-tanda yang perlu diwaspadai. Seperti mengalami perubahan suasana hati dimana emosi yang mulai fluktuatif, seperti perasaan sedih atau marah tanpa sebab yang jelas. Gangguan Pola Tidur dan Makan -- Insomnia, hipersomnia, atau perubahan drastis dalam nafsu makan. Atau kesulitan konsentrasi, pikiran yang terasa kacau, sering lupa, dan sulit fokus. Sudah malas berinteraksi dengan orang lain dan lebih suka menyendiri dan rasa lelah berkepanjangan serta hilangnya minat terhadap aktivitas yang dulunya disukai.
Dengan mengetahui tanda-tanda ini dapat membantu kita lebih waspada terhadap kondisi diri sendiri istri, suami, anak dan orang-orang di sekitar kita,
Lantas. bagaimana strategi merawat kesehatan mental ini, karena kesehatan mental bukan sesuatu yang statis. Ia perlu dirawat, dipelihara, dan ditingkatkan. Sejumlah tawaran dapat dilakukan untuk meningkatkan imun kesehatan mental seperti mengadopsi gaya hidup sehat -- Tidur cukup, makan makanan bergizi, dan rutin berolahraga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental. Mengelola Stres dengan cara meditasi, yoga, atau sekadar menyalurkan hobi dapat membantu mengurangi tekanan emosional. Motoran misalnya. Lalu membangun hubungan positif -- Berinteraksi dengan keluarga, teman, atau komunitas dapat memberikan dukungan emosional yang berharga.
Jangan lupa terus mengembangkan diri -- Terus belajar dan mencari pengalaman baru dapat meningkatkan kepercayaan diri dan rasa puas dalam hidup.
Jika kita sudah mengalami sakit mental tidak salah mencari bantuan profesional -- Jangan ragu untuk berbicara dengan psikolog atau psikiater jika merasa kewalahan dengan kondisi mental yang dialami.
Kesehatan mental bukan hanya urusan individu, melainkan tanggung jawab bersama. Masyarakat perlu menciptakan lingkungan yang lebih suportif dan bebas stigma agar siapa pun yang membutuhkan bantuan tidak merasa takut atau malu untuk berbicara. Dukungan sosial yang kuat dapat menjadi tameng bagi individu yang sedang berjuang dengan tekanan emosionalnya.