Lihat ke Halaman Asli

AArdi

buruh

Bayangan di Balik Papan Tulis

Diperbarui: 14 Juli 2024   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cbr

KAMPUS  kecil di pinggiran kota, ada seorang dosen separuh baya bernama Iksan. Dia adalah sosok yang sederhana, idealis, dan sangat disukai oleh mahasiswa-mahasiswanya. Setiap kali Iksan masuk kelas, para mahasiswa selalu merasa bersemangat karena metode pengajarannya yang inspiratif dan penuh makna.


Suatu hari, di awal semester, seorang mahasiswi bernama Wida memasuki kelas Iksan. Wida bukanlah mahasiswa biasa; dia adalah anak pemilik yayasan lembaga pendidikan tempat Iksan mengajar. Wida terkenal arogan dan semaunya sendiri. Karena merasa memiliki kekuasaan, Wida kerap bertindak seenaknya di kampus.


Namun, Iksan tak memedulikan status Wida. Baginya, semua mahasiswa sama. Di mata Iksan, pendidikan adalah cara untuk membentuk karakter, bukan sekadar formalitas. Konflik mulai muncul ketika ujian tengah semester tiba. Di hari ujian, Wida tampak santai dan tidak serius mengerjakan soal-soal yang diberikan. Setelah ujian, Iksan memeriksa hasil pekerjaan para mahasiswa.


Suatu pagi, di ruang dosen, Iksan dipanggil oleh rekan kerjanya, Dr. Firman, seorang kolega yang juga pejabat di kampus. Firman, meski memiliki gelar doktor dari luar negeri, sering kali terlihat plin-plan dan lebih memilih mencari aman demi jabatannya.


"Pak Iksan, ada yang perlu kita bicarakan," kata Firman sambil menutup pintu ruangannya.


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline