dalam dekap menjalar-
hangat, ibarat rasa layaknya lazuardi terbentang
megah- di semenanjung himalaya
tentu, menenangkan
namun,
dalam sedetik bungah tak henti resah
juga semenit gerimis berujung tangis- hadirnya petrikor tak ayal membawa setitik harap
menentramkan; pun hanya sejenak
pada bab ini terlalu pelik, hingga berlanjut menerjang kisah
karena pada bab ini kata hanyalah angin lalu