Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Rasulan

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

TRADISI RASULAN GUNUNGKIDUL

Kirab rasulan

Yang ingin menuju pantai di gunungkidul hari ini, disarankan agar tidak melintasi jalan siyono, disitu wonosari kota yang sedang ada acara kirab budaya. Kirab budaya ini diadakan adanya tradisi rasulan, dan dilaksanakan setiap setahun sekali. Rasulan merupakan rasa syukur atas yg di berikan Allah. Tradisi rasulan telah dilaksanakan oleh warga gunugkidul sejak dulu dan sampai sekarang masih di laksanakan. Rasulan dimulai pagi pagi sekali dan setiap rumah memasak hidangan makanan yang di kumpulkan di bali desa dan genduri setelaah itu makanan saling ditukar dan di bagikan. Menjelang siang hari setelah acara genduri para warga memasak untuk hidangan rumah masing masing yang akan dihidangan oleh tamu dan para sahabat saudara kumpul di rumah. Dan makan makan masakan yang dihidangkan secara geratis. Biasanya yang sering dating keacara rasulan ini. Anak muda dan saudara saudara yang dating dari lain desa. Biasanya anak muda mengajak teman sekolahnya untuk rasulan dan acara nya hanya ngobrol makan dan melihat acara yg sedang diadakan di desa tersebut . acararasulan ini ada berbagai

Acara yang pertama genduri tadi yang diadakan pagi dan yang kedua kirab akan tetapi kirab bisa menggambil tema apa saja.

Yang ketiga ada acara jatilan setelah kirab berlangsung dan malam harinya ada penggelaran wayang kulit. Membahas hal yang kedua yaitu kirab . kirab yng berada di desaSiyono wonosari gunungkidul tadi menggambil tema kirab budaya , kirab berlangsung penontonya memadat dari lain daerah . di sepanjang jalan yang dilewati kirab budaya banyakpeminat menonton kirab tersebut. Budaya yang diambil pun beragam. Setelah selesainya kirab dib alai desa ada jatilan . jatilan tadi dari desa tersebut dan berlangsung sangat meriah banyak penonton yang memadati di kalangan jatilan . dijatilan ini terdapat banyak kelompok yang pertama pentas yaitu jatilan yang pemainya cewek yang memakai kuda lumping, yang kedua cowok yang memakai kuda lumping juga,. Setelah itu ada kelompok ganongan nah ganongan ini para pemainya tidak memakai kudalumping akan tetapi memakai topeng yang di pakai menutupi wajah pemainya dan setelah itu ganongan dimasuki oleh pawangnya dan di beri makan bunga serta sesajen. Setelah kelompok ganongan ada lagi yaitu kelompok gedruk , kelompok gedrukini yaitu orangya memakai baju merumbai dan topeng yang agak menyeramkan dan dibagian kaki di kasih gemroncengan agar menimbulkan bunyi. Tarian nya pun berbeda dengan kelompok jaran dan kelompok ganongan , nah kelompok gedruk ini sangat menarik, menarinkya digerakan, geraanya kompak dan menyerupai tari modern ala anak muda jam sekarang. Setelah selesai 4 kelompok tersebut para pawing membersihkan roh dari kalangan yangdigunakan jatilan tadi.

Yang ke empat acaranya malam hari setelah isyak . yaitu penggelaran wayang kulit akan tetapi biasanya peminat wayang kulit ini hanya bapakbapak dan ibuk ibuk . soalnya anak muda ketertarikan melihat wayang kulit ini hanyasedikit. Wayang kulit ini digelar sampai pagi menjelang subuh . walaupun sampai hamper subuh bapak ibuk di desa siyono wonosari gunungkidul ini masih berantusias, kadang jam jam mlm baru dating . ingin menyaksikan goro goro yitu dipertengahan wayang kulit ini berlangsung. Itu acar Rasulan didesasiyono wonosari gunungkidul akan tetapi rasulan inikadang tidak hanya dilaksanakan satu hari satu malam saja kadang ada yang melebihi satu hari satu malam.. dan jika ingin menyaksikan rasulan selanjuntya di desa lainya yang terdapat di wonosari gunungkidul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline