Dizaman yang begitu serba modern ini, pemikiran manusia yang begitu hebat menciptakan segala sesuatu untuk memudahkan kerja manusia.Hanya saja nyawa yang belum bisa manusia ciptakan.
Tapi sangat menyedihkan ketika pemikiran manusia masih ada yang sekonyol ini, ketika bully jalan terbaik untuk mendidik karakter generasi penerus katanya, yang permasalahan ini akan menjadi akar dan menjalar kegenerasi selanjutnya sebagai ajang balas dendam katakan seperti itu.
Dinegeriku indonesia, masih saja berlaku hal semacam ini, seperti yang dilansir beberapa media, begitu banyak permasalahan diruang lingkup Institut atau Universitas, yang ironisnya mengakibatkan kehilangan nyawa pada generasi penerus bangsa.
Jika kejadiannya sudah seperti ini, siapa yang harus kita salahkan?
Entahlah, kalau kita berbicara tentang sistem kepemerintahan, yang pada akhirnya akan seperti itu juga kalau kita hanya berkicau tanpa berbuat apa, alias Omdo omong doang.
Ada kata-kata menarik yang saya ambil dari pandji Pragiwaksono. Dia katakan seperti ini, “kitaibaratkan indonesia ini seperti rumah kita, dan kita sebagai pemilik rumah katakan sebagai warga negara indonesia.Pembantu kita, itulah sebagai pejabat pemerintahaan. Disuatu ketika rumah kita berantakan, itu kita sendiri melihat, nah apakah kita sebagai pemilik rumah menunggu pembantu dulu untuk membereskannya? Sedangkan kita sendiri yang mempunyai rumah tersebut”
Samahalnya dengan permasalahan ini, jikalau memang kitA anti akan bully, apa salahnya kita berperan untuk merubah sistem yang ada didalam ruang lingkup kampus kita itu yang dibilang salah, merubah kearah yang benar-benar mendidik karakter generasi penerus bangsa.
Juga, sangat perlu dorongan atau dukungan dari pihak-pihak tertinggi instansi untuk ikut berperan menghilangkan sistem yang salah ini.
Diindonesia misalnya, banyak yang belum terkuak masalah yang dibilang berbahaya ini, apa salahnya pemerintah juga ikut bertindak tegas sehingga tidak ada lagi, masalah semacam ini diindonesia, bisa juga dengan membuat peraturan undang-undang baru agar supaya mereka-mereka yang berbuat kapok akan hal semacam ni.
Sangat disayangkan sebenarnya jika kita melihat mereka-mereka yang dianiaya oleh para senior-senior yang merasa paling hebat, menghardik seenaknya saja, memukul,sampai kehilangan nyawa, sungguh tragis dan jika dilihat mungkin kedua orangtuanya tidak pernah berbuat seperti itu.
Lalu apakah kita harus diam?
Apa jadinya generasi penerus bangsa ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H