Lihat ke Halaman Asli

arifa azizah

mahasiswa

Logika Berpikir

Diperbarui: 1 Oktober 2023   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Logika atau pola pikir adalah kemampuan akal berpikir secara benar dengan dasar ilmu dan kecakapan menalar yang benar. Aristatoles mengatakan di dalam logika terdapat unsur abstraksi dan definisi. Hal tersebut digunakan untuk pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan yang ada merupan suatu bentuk konkret adanya kegiatan berpikir.

            Penalaran adalah suatu aspek yang digunakan untuk berpikir. Hal ini mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu mempunyai pola pikir yang masuk akal, bersifat analatik dalam artian kegiatan berpikir seseorang berlandaskan kerangka berpikirnya dan menggunakan logika ilmiah. Tidak boleh falasi dalam berpikir dan berargumen. Dalam hal ini falasi adalah cara berpikir, berargumen, dan membuat keputusan tidak sesuai dengan fakta yang ada atau bisa disebut dengan sebuah kebohongan (Muharam, 2022).

            Terdapat dua bagian dalam penalaran yaitu penalaran deduktif dan penalaran Induktif. Penalaran deduktif adalah suatu cara berpikir yag masuk akal dan analitis. Penalaran ini berkembang karena adanya penelitian yang mendalam, berpikir kritis, serta pengetahuan seseorang, penalaran ini juga membahas sesuatu mulai dari umum ke khusus, yaitu tercipta dari sebuah kesimpulan. (Azafilmi, 2012).

          Sedangkan penalaran induktif adalah penalaran yang membahas dari khusus ke umum, penalaran ini diawali dengan penelitian atas kejadian yang ada. Penggunaan penalaran ini dapt dilakukan denganbeberapa cara mengumpulkan fakta-fakta khusus yang diperoleh dari sebuah penelitian, merumuskan sebuah dugaan atau hipotesis, dan verivikasi yaitu harus melaukan pembuktian dengan fakta atau fenomena dan juga dibandingkan dengan fakta lain, sehingga hipotesis tersebut memang dapat digunakan menjadi sebuah dalil (Sari, 2016).

            Fase perkembangan logika dibagi menjadi tiga. Pertama konsep, konsep arti termuat dalam suatu obyek. Antara satu objek dengan objek lainnya memiliki cakupan arti yang berbeda. Kedua, kalimat pernyataan. Kalimat pernyataan merupakan kalimat yang diungkapkan dengan bahasa. Ketiga, silogisme. Silogisme adalah gabungan dari kalimat pernyataan atau proporsi sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dari sebuah logika berpikir.

Sebuah cara pandang terhadap dunia berawal dari pemikiran atau penalaran yang tidak tersusun, kemudian menjadi dasar pengembangan ilmu dan yang terakhir menjadi worldview. World view akan menciptakan peradaban manusia (Mustofa, 2016).

Daftar Pustaka

Azafilmi, H., Iqbal, S., & Prita, I. W. (2012). Konsep Dasar Berfikir Ilmiah dengan Penalaran Deduktif, Induktif, dan Abduktif.

Muharam, A. (2022). Dialog Eristis dan Falasi Logis (Analisis Dialog Musa as dan Firaun dalam Surat al-Syua'r [26]: 16-29). Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, 7(02), 173-190.

Mustofa, I. (2016). Jendela Logika dalam Berfikir, Deduksi dan Induksi sebagai Dasar Penalaran Ilmiah. EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam, 6(2), 1-21.

Sari, D. P. (2016). Berpikir Matematis dengan Metode Induktif, Deduktif, Analogi, Integratif dan Abstrak. Delta-Pi: Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 5(1).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline