Lihat ke Halaman Asli

Harapan Bayi Mungil

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tangisan mu menggoncangkan hati sang ibu
Tangisan mu menghancurkan batu malas sang ayah
Eeeaakk..
Eaaaakk..
Eaaaaak..
Berhentilah menangis
Karena tangisanmu membuat hati ibu gaduh
Tangisanmu membuat pikiran ayah rusuh
Genggamlah tanah ini
Bukti nyata bahwa kau sudah hidup nyata
Tempat engaku berpijak
Dan tempat engkau akan kembali
Ini adalah tanah merah
Tanah yang berasal dari perut bumi
Tanah tempat sandaran akhir nanti
Tanah ini aku ambil dari jalan raya
Jalan semua orang setiap hari
Jalan utama
Untuk menuju daerah tetangga
Inilah tanah kita
Inilah jalan raya kita
Jalan yang kita tempuh sejak zaman penjajahan belanda
Jalan yang hampir sama
Hampir sama semenjak orang tuamu kecil dulu nak
Anakku sayang..
Diam nak..
Jangan engkau menangis
Genggam tanah itu
Genggam erat..
Genggam..
Genggam..
Genggam seperti setan mengganggam janjinya kepada Tuhan
Sekali kata terucap
Sampai mati akan engkau pertanggung jawabkan
Anakku sayang..
engkau sudah berjuang nak
Perjuanganmu untuk hadir di dunia ini
Hadir menjadi cahaya dalam kegelapan orang tua mu
Hadir menjadi pengharum dalam  busuk nya rumah orang tuamu
Anakku sayang..
Perjuangan mu masih panjang
Dan tangisanmu masih berulang
Hentikan tangisanmu
Sisakan untuk hari esok
Untuk meminta petunjuk kepada tuhan
Anakku sayang
Kau sudah merubah jalan hidup orang tua mu
Maka kau harus bisa adil nak
Kau harus merubah daerah ini
Harus merubah bangsa ini
Dari ketidak adilan ini
Kami bangga padamu nak
Sekarang kau tidak menangis lagi
Sudah mulai tersenyum dan tertawa
Lebih baik kau istirahatkan tubuhmu
Pejamkan mata
Dan tutup telinga
dari berisiknya hembusan dunia
Kumpulkan tenaga dalam istirahatmu nak
Jernihkan pikiran dalam istirahat tidurmu
Masuki dunia mimpi sebelum akan maju
Agar bangun nanti bisa menjadi penyelamat bagi
Saya, kita, dan kami

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline