Lihat ke Halaman Asli

arif priyono

pegawai negeri sipil

Strategi Pasang Target Akuisisi Properti

Diperbarui: 6 September 2023   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

SEMANGAT PAGI REKAN-REKAN

Salam sehat sukses dunia-akhirat.

Dulu saya pernah menulis perihal target pembelian aset properti minimal 1 unit setiap tahun, lakukan selama 10 tahun berturut-turut maka jalan menuju kebebasan finansial semakin mudah tewujud. Seribu langkah tidak akan pernah terlaksana jika langkah pertama tidak dilakukan. Akan tetapi, pada setiap langkah pasti ada tantangan/hambatan yang mengiringi langkah kita. Setiap hambatan itu wajb juga dihadapi wajib dicari solusinya agar bisa terselesaikan. 

Waktu kita membuat target, tetap harus memperhatikan batasan-batasan kemampuan kita. Misal dengan hanya mencari intensif aset properti yang sesuai dengan plafon kemampuan cicilan kita. Untuk mengetahui batasan plafon cicilan kredit (kpr), kita bisa menanyakan ke staf bank bagian kpr.

Hunting aset yang sesuai dengan plafon kpr akan memperkecil target dan akan lebih spesifik. Acuan target dapat menggunakan prinsip SMART, yaitu ringkasan dari:

- Spesific, yaitu target harus spesifik (detil), misal target yang tidak melebihi batas plafon, atau terget yang tidak jauh dari tempat tinggal sehingga bisa menghemat biaya survey;

- Measurable atau dapat diukur, misal hunting properti yang berada pada jarak maksimal 10km dari tempat tinggal;

- Attainable yaitu dapat dicapai, cita-cita memang harus tinggi namun harus disadari bahwa target atau cita-cita harus di breakdown menjadi bagian-bagian kecil agar lebih dapat tercapai. Lakukan perayaan kecil saat mencapai bagian-bagian target tersebut;

- Relevan yaitu sesuai dengan target utama. Saat kita melangkah mencapai target utama, kadang kita agak terlena dengan iming-iming lain yang agak melenceng dari target utama. Bisa juga hal ini berhubungan dengan emosi saat akan mencari target. Menurut guur saya, dilarang pakai emosi saat akan membeli properti, mainkan emosi calon pembeli saat akan menjual properti. Ketika faktor emosi ini dominan, maka akan menghilangkan rasional/objektifitas;

- Time bound yaitu batas waktu, kita harus berani menetapkan deadline saat akan mencapai bagian dari target. Misal saat akan mencapai target 100 prospek properti dalam waktu 1bulan, maka tiap hari harus keliling survey ke 3 atau 4 lokasi dan menghubungi penjual untuk mengetahui nilai penawaran, hal itu akan semakin mengasah insting kita.

Demikian tulisan saya kali ini, sambil mencari prospek properti yang saya targetkan, ibarat pepatah "sambil menyelam minum air, kalau bisa air susu"
Salam sehat-sukses dunia akhirat




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline