Lihat ke Halaman Asli

758 Tahun Hari Jadi Kota Lumajang

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1387293764352062845

Lumajang sebelumnya bernama Lamajang berasal dari kata Laja yang merupakan nama tumbuh-tumbuhan mpon-mpon yaitu Laos atau Lumaos, mengapa digunakan Nama tumbuh-tumbuhan? Hal ini tidak lepas dari daerah Lumajang yang begitu subur dengan hasil pertan iannya. Di setiap rumah di desa-desa di wilayah Lumajang banyak ditemukan Lumpang Batu atau watu Lumpang, hal ini juga membuktikan simbol dari kesuburan pada tradisi Megalithik pada masa bercocok tanam atau ketika manusia telah mengenal tempat tinggal yang menetap dan mengenal pertanian serta peternakan. Kata Lamajang pertama ditemukan dalam Prasasti Mula Malurung, Prasasti ini terdiri dari 12 Lempengan tembaga yang ditemukan di Kediri tahun 1975.  P rasasti Mula Malurung berangka Tahun 1177 Saka atau 1255 M asehi, Prasasti Mula Malurung dikeluarkan oleh Nararyya Sminingrat (Wisnuwardhana) raja Singhasari yang mengukuhkan Nararyya Kirana menjadi Juru di Lamajang. Menurut Boechari ahli Epigrafi Indonesia, Prasasti Mula Malurung menyebutkan  pada lempeng VIIa baris 1-3 yaitu : 1. ,...siro nara 2. ryya kirana saksat atmadja nira nararyya sminingrat p inratista juru lamajang, pinasangaken jagat palaka, ngka 3. ning nagara lamajang Artinya : 1.,...Beliau Nararyya 2. Kirana semata-mata putra beliau Nararyya Sminingrat, ditetapkan sebagai juru di Lamajang, dipasangkan menjadi pelindung dunia 3. Di Negara Lamajang ( Nastiti, 1994/1995:1). Dari Bukti tertulis inilah tercetus hari Jadi kota Lumajang yang tanggal 15 Desember, tahun 2013 ini genap berusia 758 tahun. 758 Tahun Usia yang matang untuk terus melaku kan perbaikan dan pengembangan. Kabupaten Lumajang adalah wilayah yang sangat penting sejak dahulu kala, ini terbukti Lumajang dari masa klasik diperebutkan oleh kerajaan-kerajaan besar seperti Kerajaan Kadiri, Singhasari dan Majapahit.

1387293169608311167

Lumajang juga pernah menjadi sebuah kerajaan besar dalam  Kakawin Pararaton disebut dengan Kerajaan Lamajang Tigang Juru yang meliputi Juru Lamajang, Juru Panarukan dan Blambangan pada masa Kekuasaan Aryya Wiraraja. Mengapa Lamajang sebagai sentral ? Karena kesuburan tanahnya yang utama, Saat itu merupakan penghasil bahan pangan penunjang sektor ekonomi bagi Kerajaan. Lumajang adalah wilayah yang sangat penting dan merupakan pendudukan strategis bagi Bangsa Belanda sampai Jepang. Hal ini berhubungan dengan potensi sumber daya alam Lumajang yang menunjang kelangsungan hidup Bangsa Belanda dan Jepang untuk menanamkan paham kolonialisme dan imperialismenya. Tidak heran apabila wilayah Kabupaten Lumajang karena memiliki Cagar Budaya yang padat sehingga dikatakan "Sejengkal tanah Di Lumajang adalah Situs ", karena sejak masa Prasejarah sampai masa Kolonialisme terdapat peninggalan cagar Budaya yang belum dieksplorasi. Cagar Budaya di Lumajang  memerlukan perhatian dari pemerintah Kabupaten dan masyarakat Lumajang, sehingga keberadaan peninggalan tersebut dapat ditindak lanjuti dengan seksama. Cagar Budaya Lumajang bukan peninggalan yang berbentuk fisik saja, tetapi kesenian, tradisi dan adat istiadat juga termasuk dalam cagar budaya. Cagar Budaya yang berupa kesenian, tradisi dan adat istiadat inilah bentuk satu-kesatuan manusia dengan alam sekitarnya yang diaplikasikan sebagai simbol keseimbangan, sehingga manusia akan selalu bersyukur akan karunia dan ni'mat yang diberikan Tuhan Yang maha Esa.

13872945841313933765

Contohnya Kesenian Jaran Kencak yang terdapat di Lumajang, Jaran atau Kuda pada masa klasik (Hindu-Buddha) dan masa Islam adalah sarana yang penting sebagai transportasi juga sebagai sahabat manusia menemani dalam perjalanan tentunya terdapat hubungan yang sangat dekat sehingga keinginan sang kuda untuk menghibur majikannya melakukan gerakan-gerakan lucu agar tidak bosan dalam menempuh perjalanan yang panjang. kuda pada masa Hindu-Buddha adalah lambang kecerdasan, kebebasan dan kekuatan Sehingga sering terdapat relief kuda pada bangunan candi, contohnya temuan relief kuda pada bangunan candi di situs Kedungmoro. Kemudian dipadukan dengan tari peci yang muncul pada masa Islam yang akhirnya kesenian tersebut berkembang  hingga sekarang. Kesenian Jaran Kencak ini sekarang untuk meramaikan ceremoni Khitanan anak laki-laki. Jaran Kencak ini juga dikenal di daerah Pasuruan, Probolinggo dan Banyuwangi. Hal ini membuktikan wilayah tersebut diperkirakan dahulu merupakan dalam kesatuan wilayah, yang diperkirakan masa kekuasaan Lamajang Tigang Juru. oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Lumajang melalui Kantor Parsenibud melakukan usaha untuk membuat Perda Cagar Budaya di Kabupaten Lumajang untuk legalitas  pelestarian dan perlindungan terhadap  cagar Budaya. Selain itu akan dibangun Museum Daerah  yang akan diresmikan tahun 2014 mendatang dengan harapan Museum ini sebagai sarana pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi pelajar dan mahasisiwa serta sarana rekreasi dan edukasi bagi masyarakat umum. Lumajang dengan usia 758 Tahun tentu saja dianggap sebagai "Kota Tua". Julukan "Kota Tua" ini berhubungan dengan bukti Arkeologi, Sejarah dan Budaya yang termasuk dalam Cagar Budaya yang merupakan "tetenger" Kabupaten Lumajang. Dari Cagar Budaya inilah dapat diketahui perkembangan Lumajang di masa Lampau, Masa Kini dan Masa yang akan datang. Selain itu Cagar Budaya yang merupakan penunjang bagi ciri khas yang akan menambah khasanah Kabupaten Lumajang. (Aries Purwantiny)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline