Lihat ke Halaman Asli

Aries Heru Prasetyo

Akademisi bidang Crisis Management

Vaksin Covid-19 Sudah Tiba dan Gratis! Bukan Berarti PR Kita Selesai

Diperbarui: 16 Desember 2020   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Satu kabar menggembirakan dalam dua minggu terakhir adalah tibanya 3 juta dosis Vaksin Covid-19 siap suntik hingga Januari bulan depan dan pernyataan resmi dari pemerintah bahwa Vaksin akan diberikan secara GRATIS. Setidaknya titik terang tuntasnya pandemi Covid-19 mulai terlihat jelas. Namun itu tidak berarti bahwa problem Covid-19 ini akan tuntas dalam waktu dekat. Mari kita gali tiga problem utama yang masih menjadi pekerjaan rumah segenap elemen masyarakat.

Pertama, dari paparan jumlah dosis vaksin yang tiba Baik dalam bentuk siap suntik maupun dalam bentuk bahan baku menunjukkan adanya kesenjangan dengan jumlah total penduduk Indonesia yang akan menerima vaksin. Untuk itu, produsen farmasi di tanah air masih diharapkan untuk dapat berpartisipasi secara aktif agar vaksin tersedia lengkap bagi seluruh masyarakat. Pada kontekst itulah Peran BUMN dalam melakukan percepatan ketersediaan vaksin di Masyarakat mutlak dibutuhkan.   

Kedua terkait distribusi vaksin itu sendiri. Sejumlah media massa saat ini tengah giat menyebarluaskan informasi tentang pentingnya memperoleh vaksin Covid-19. 

Alhasil masyarakat sangat menanti-nantikan kehadiran vaksin tersebut. Kondisi inilah yang perlu selera diantisipasi sebab tanpa disadari, kecemasan akan menghantui masyarakat ketika uji klinis dan proses perolehan sertifikasi halal mundur dari jadwal yang telah diberitakan. Ketika kecemasan ini tak terbendung maka distribusi vaksin akan menjadi sebuah problematika baru. Untuk itu Peran Serta semua elemen masyarakat sanat diperlukan guna menyebarluaskan informasi yang berimbang dan tepat tentang vaksin tersebut.

Ketiga terkait tahapan pasca pemberian vaksin. Merujuk pada beberapa jurnal kesehatan, pemberian vaksin Covid-19 diperkirakan mempunyai daya juang yang berbeda-beda antara pemberian kepada golongan senior dengan kaum muda. Kepada golongan senior, vaksin dimungkinkan mempunyai daya tahan yang lebih pendek dibandingkan usia yang lebih muda. Situasi inilah yang perlu diantisipasi, agar jangan sampai muncul problem baru terkait hal tersebut. 

Satu hal yang patat dicermati pada tahapan pasca distribusi dan penyuntikan vaksin adalah menjaga agar jangan sampai terdapat turunan pandemi Covid-19. Mobilitas penduduk antar negara kiranya perlu mendapat perhatiannya lebih. Sebab belajar dari pengalaman pandemi Covid-19 ini kita dapat melihat bahwa keterlambatan dalam meresponse kondisi yang ada malah berujung pada dampak yang sangat kuat pada sisi kesehatan maupun perekonomian 260 juta jiwa penduduk Indonesia. Mekanisme pengaman melalui karantina kiraya menjadi sebuah persyaratan untuk keluar-masuk ke bumi nusantara, seperti yang telah diberlakukan di sejumlah negara.

Ketersediaan vaksin Covid-19 ini perlu diawasi secara efektif Oleh segenap elemen masyarakat. Jangan sampai kita terbuai. Mari kita menyadari bahwa saat ini ada sejumlah negara yang mulai bersiap untuk melakukan lockdown kedua. Hal itu disebabkan Karena gelombang kedua Covid-19 telah mulai teridentifikasi di sejumlah kawasan. Peningkatan kewaspadaan kiranya sangat penting agar virus ini tidak menjangkiti lingkungan sekitar. 

Berharap pada efektivitas vaksin Covid-19 memang harus dibangun dengan bijak namun mengawasi setiap proses untuk memastikan bahwa vaksin benar-benar efektif dan tepat sasaran khususnya dalam menanggulangi Covid akan lebih penting. PR kita belumlah usai, marilah kita bergandengan tangan agar semua langkah ini berbuah manis.

Salam sehat untuk anda dan keluarga terkasih!.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline