Lihat ke Halaman Asli

Alexander Arie

TERVERIFIKASI

Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Harga Parkir Dahsyat di Stasiun Gambir

Diperbarui: 20 Agustus 2017   03:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah, tanggal 10 Oktober kemaren kan musim kondangan nasional. Dari Gambir ke Joglo saja, ada kali 12 janur kuning yang saya lihat di sepanjang jalan. Bahkan ada 1 jalan yang di mulutnya digantungi janur kuning 2-3 set. Luar biasa. Terus saya kapan kawinnya?

Oh, salah fokus. Mari kita kembali.

Sebagai dampak dari  musim kawin, maka saya ada dua undangan. Pagi di Joglo, malam di Bandung. Dipikir-pikir masih terkejar, sih. Maka saya putuskan untuk berangkat dua-duanya. Atas dasar fleksibilitas, saya bawa sepeda motor kemudian dititip di Stasiun Gambir. Maka, masuklah saya 10 Oktober 2015 pukul 12.28 di parkiran Stasiun Gambir.

Sesudah kondangan yang dasarnya memang begitu--memajang pengantin selama 2-3 jam untuk disalami dan difoto-foto--saya lalu kembali ke Gambir dari Stasiun Cimahi, keesokan harinya tanggal 11. Sampai di Gambir pukul 22 lebih banyak, namun belum sampai 23. Dengan santai dan penuh doa, saya keluar parkiran. Dan sampailah saya pada saat pembayaran.

Saya: (ngasih duit lima puluh ribu)
Mas Parkir: (belum menginput apapun, langsung nanya) Ada uang pas?
Saya: Hah?
Mas Parkir: Ada uang pas?
Saya: Berapa?
Mas Parkir: Empat sembilan
Saya: Hah?
Mas Parkir: Empat puluh sembilan ribu

Saya coba menghitung. Dengan tarif terpasang Rp3.000 untuk 1 jam pertama, dan Rp1.000 untuk 1 jam berikutnya. Maka anggaplah sampai pukul 13.00 di tanggal 10 saya kena Rp3.000. So, saya harus menanggung parkir dari 13.00 ke (anggaplah) 23.00 hari berikutnya. Itu kan 34 jam. Kalau dikali Rp1.000 untuk setiap jam, maka saya harus bayar Rp34.000. Jadi kalau ditotal jelas-jelas nggak sampai empat puluh sembilan ribu, kan?

Saya nggak tahu bagaimana mas-mas berambut jarang yang menjaga parkir itu mendapatkan rezekinya. "Cuma" sepuluh ribu, sampai mengorbankan integritas diri. Heuheu. Entahlah. Begitu saya cek di internet, memang ada beberapa keluhan pentarifan parkir menginap di Stasiun Gambir. Salah saya saja yang memilih untuk menginapkan sepeda motor di Gambir. Tahu begitu, lebih baik saya nitip di Manggarai yang pengelola parkirnya lebih manusiawi dalam menetapkan tarif dan memiliki sisi manusiawi untuk tidak mengambil keuntungan lebih dari tarif yang ditetapkan.

Salam Parkir!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline