Lihat ke Halaman Asli

Alexander Arie

TERVERIFIKASI

Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Inilah Pembunuh Nomor 1 di Dunia

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Semakin hebatnya manusia ternyata memberi dampak besar dalam pola kesehatan dunia. Jika zaman dahulu, angka kematian disebabkan oleh penyakit infeksi, sekarang hal itu sudah berubah. Pembunuh nomor 1 di dunia saat ini adalah Penyakit Tidak Menular atau di dunia kesehatan internasional dikenal sebagai Non Communicable Disease (NCD).

[caption id="attachment_141829" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: iconsinmedicine.wordpress.com"][/caption]

NCD telah menyebabkan 35 juta kematian di dunia. Angka itu adalah 60% dari total mortalitas dunia. Lebih ironis lagi, 28 juta dari angka itu alias 80%-nya, terjadi di negara miskin dan negara berkembang. Malah, sekitar 8 juta diantaranya terjadi di bawah usia 60 tahun. Meninggal sakit sebelum usia 60 tahun sering disebut kematian dini. Kalau begitu termasuk Indonesia dong?

NCD didefinisikan sebagai penyakit yang tidak disebabkan oleh infeksi, termasuk dalam kategori ini adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor genetik dan gaya hidup.

NCD yang menyumbang mortalitas terbesar ada 4 yakni penyakit kardiovaskuler (jantung, stroke, dan sejenisnya), kanker, diabetes, dan penyakit pernafasan kronis.

Hal yang membuat miris adalah sejatinya penyakit macam ini bisa dicegah karena penyebabnya kebanyakan adalah karena merokok, pola makan yang buruk, aktivitas fisik yang kurang, serta konsumsi alkohol berlebihan. Perbaikan aktivitas yang terkait hal-hal tersebut sebenarnya bisa menekan hingga 80% kejadian NCD dalam kelompok 4 besar tadi. Tambahan lagi, angka itu semakin bisa ditekan apabila obat dan pelayanan kesehatan semakin mudah terjangkau.

Mau tahu dampak ekonominya? Dalam 20 tahun ke depan, hasil studi World Economic Forum dan Harvard University menyebutkan bahwa penanganan NCD akan membutuhkan dana yang besarnya 75% dari GDP dunia! Menangani NCD lebih mengeluarkan biaya ketimbang memberesi krisis keuangan global.

Perkiraan lagi, NCD Alliance memperkirakan peningkatan NCD sebanyak 17% dari 10 tahun ke depan, dan diperkirakan pula bahwa penyumbang terbesar peningkatan itu adalah dari Pasifik dan ASIA TENGGARA. Wah, Indonesia masuk lagi tuh.

Jadi, apakah yang harus kita lakukan?

Sejatinya ya hanya dua hal besar, memperbaiki gaya hidup dan membenahi sistem kesehatan terutama dalam hal keterjangkauan obat dan pelayanan kesehatan. Saya sendiri termasuk yang perlu membenahi gaya hidup semacam kurang minum, kurang gerak, dan kebanyakan konsumsi lemak dan gula. Untung sudah berhenti merokok :)

#NCDbook

Referensi:

http://www.cdc.gov/globalhealth/ncd/overview.htm http://www.ncdalliance.org/thesilentkiller http://www.ncdalliance.org/globalepidemic

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline