Lihat ke Halaman Asli

Alexander Arie

TERVERIFIKASI

Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Bukan Salah De Gea

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Malam kemarin, mungkin David De Gea tidak bisa tidur. Kebobolan 6 gol dalam derby melawan Manchester City, yang kata Opa Fergie adalah tetangga yang berisik, dan kejadiannya di Old Trafford pula. Lengkap sudah derita kiper belia ini. Tapi dari perspektif kiper, saya nggak melihat ada yang salah dengan kelakuan De Gea kemarin. Malah dia masih sempat melakukan beberapa penyelamatan bagus. [caption id="attachment_138982" align="alignnone" width="380" caption="sumber: www.ceritamu.com"][/caption] Coba lihat dari gol pertama, bola dari Super Mario menuju persis ke pojok gawang. Pojoknya aja pake banget. Beberapa media menuliskan minimnya intervensi Evans disana. Padahal eksekusinya mirip waktu Balotelli membobol gawang Tim Howard beberapa pekan silam. Lalu gol-gol beruntun yang hadir di babak kedua. Semuanya memang terjadi setelah Evans dikeluarkan. Tapi mari kita lihat pola-pola serangannya. Gol Super Mario yang kedua memang tidak lepas dari hebatnya David Silva memberikan bola pada James Milner yang kosong sekali. Bola silang dekat memang adalah momok yang menakutkan, apalagi dengan akurasi dan power yang serupa dilepaskan Milner. Persoalannya, bola yang diumpan dari sisi itu jarang terjadi di sepakbola karena seharusnya tidak mungkin ada pemain di kotak penalti sebebas Milner kemarin. Oya, saya lupa kalau gol ketiganya mirip.. hehehe.. Jadi, yang merupakan pertanyaan adalah mengapa Milner dan Richards bisa sebebas merpati begitu di kotak penalti? Saya setuju dengan beberapa media yang menyoroti penampilan Evra (kedua umpan itu dari sisi kiri) dan tentu saja Ferdinand. Kalau saja De Gea itu orang jawa, mungkin dia sudah bilang, "piye sih om? kok iso ucul ngono?" Ingat De Gea punya satu penyelamatan penting dengan kakinya atas tendangan Edin Dzeko pas baru masuk. Lalu 3 gol berikutnya. Gimana menjelaskan ada Joleon Lescott dan Edin Dzeko berdua-duaan di sisi kiri gawang MU tanpa satupun baju merah disana? Saya juga bingung. Jelas benar kalau De Gea ngamuk2 waktu kebobolan sama David Silva. Secara teknik perkiperan, menurut saya, dia sudah melakukan sesuatu dengan baik dan benar. Mencegat dengan jarak yang sesuai, tapi ya, kalau pressing ke Silva nyaris tiada, mau gimana lagi? Termasuk di gol terakhir, saya lebih menyoroti bagaimana David Silva bisa melepas umpan sedemikian indahnya kepada Dzeko di tengah-tengah dua pemain MU sampai kemudian, lagi-lagi, sendirian bertemu De Gea. Kalau lihat replay, De Gea sudah menoleh sedikit ke belakang dan memastikan jarak dengan gawangnya. Tapi ternyata belum cukup. Sisi kanan itu masih agak bolong, masuk deh.. Saya bukan fans MU, malah kalau bisa dibilang termasuk golongan Anything But MU. Tapi dalam kasus De Gea, saya punya perspektif berbeda. Dia masuk sebagai pemain belia, dihina dina karena membiarkan Dzeko menendang bola masuk gawang waktu Charity Shield (padahal itu karena Vidic membiarkan pemain sekelas Dzeko menendang dengan bebas). Dia kemudian membuktikan diri membuat Van Persie, Kuyt, sampai Walters frustasi tapi tidak ada pengakuan dari 0rang-orang yang sempat menghujatnya. Dan kini malah ada momen lagi untuk merendahkan potensinya. Saya hanya takut kekalahan ini lantas membuatnya sama dengan Massimo Taibi (Chelsea 5, MU 0). Lihat gol-golnya, lihat prosesnya. It's totally different! Hmmm.. bukankah itu konsekuensi jadi kiper? Semangat David!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline